Gara-gara bangkai babi dibuang ke sungai, banyak orang di Medan Sumatera Utara jadi enggan makan ikan. Akibatnya, omset pedagang ikan anjlok hingga 80 persen. Dalam sepekan terakhir ini, penjualan ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar di Medan, Sumatera Utara, turun drastis.Para pedagang mengaku, omset mereka turun hingga 80 persen gara-gara turunnya minat orang mengonsumsi ikan. Padahal ikan-ikan yang mereka jual, berasal dari Tanjung Balai, Sibolga dan Aceh.Semua ini berawal dari kematian massal ternak babi di Medan akibat virus kolera babi. Bangkai-bangkai babi itu kemudian dibuang peternak ke sungai atau danau."Kalau penurunan, 80 persen ada. Boleh dibilang mencapai titik nadir lah. Umumnya kita tanya, 'bapak, ibu belanja? Tapi mereka bilang, 'ikan makan bangkai," ujar Bilson, seorang pedagang ikan yang menirukan respon pembeli.Sebelumnya, PD Pasar Kota Medan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan mengimbau masyarakat untuk tidak cemas mengonsumsi makan ikan.Direktur Utama PT Pasar Kota Medan Rusdi Sinuraya mengatakan, dampak sepinya pembeli, sangat berpengaruh terhadap kontribusi terhadap mereka. Padahal ikan yang dijual berasal dari luar kota. Apalagi persoalan bangkai babi yang dibuang ke sungai telah diselesaikan Pemkot Medan.Sementara MUI Medan menegaskan, masyarakat tidak perlu cemas mengonsumsi ikan karena ikan merupakan makanan halal dan menyehatkan. Zulfahmi I Medan, Sumatera Utara
Babi Dibuang ke Sungai, Omset Pedagang Ikan di Medan Anjlok 80 Persen
Senin, 18 November 2019 - 10:13 WIB
Baca Juga :