Keluarga menemukan luka jahitan di leher jenazah Serda Iman Berkat Gea, pemakaman anggota TNI ini pun dibatalkan sampai pihak keluarga mendapat kepastian tentang luka tersebut. Kematian Serda Iman Berkat Gea, seorang prajurit TNI yang bertugas di Yonif 122 Tombak Sakti, berujung penolakan keluarga melakukan pemakaman. Korban telah empat hari di semayamkan di rumah duka di kampung halamannya di Desa Binaka, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, akibat keluarga korban temukan luka jahitan di bagian leher korban.[caption id="attachment_246858" align="alignnone" width="900"] Foto Serda Iman Berkat Gea (Foto: ANTV/ One Man Halawa)[/caption]Serda Iman Berkat Gea dikabarkan meninggal dalam latihan beladiri tarung derajat di lapangan bola Kompi-b Yonif 122 Tombak Sakti di Dolok Masihul. Korban Serda Iman Berkat-Gea selaku Danru 3 Ton 1 Kompi B -Yonif 122 TS langsung diterbangkan ke kampung halamannya di Pulau Nias. Pemulangan jenazah korban sebelumnya langsung dikawal oleh Danyon-122 Tombak Sakti hingga di rumah duka bersama sejumlah personil TNI didampingi Dandim 0213-Nias.[caption id="attachment_246856" align="alignnone" width="900"] Anggota TNI mengantarkan jenazah Serda Iman Berkat Gea(Foto: ANTV/ One Man Halawa)[/caption]Ironisnya, sejak meninggal dunia pada Senin 5 November hingga Kamis, 7 November 2019 jenazah korban ditunda untuk dikuburkan. Alasannya adalah sempat ada kecurigaan pihak keluarga korban atas luka jahitan di bagian leher korban setelah peti jenazah dibuka.Sementara pihak kelurga korban sebelumnya mendapatkan informasi dari kesatuan tempat korban bertugas, bahwa Serda Iman Berkat-Gea meninggal akibat terkena tendangan saat sedang mengikuti latihan sparing saat beladiri.Hingga saat ini pihak kodim 0213-nias enggan menyampaikan tanggapan atas kecurigaan keluarga korban dengan luka jahitan di leher karena kejadian di luar Nias. Jenazah korban yang selayaknya sudah harus dimakamkan dengan prosesi upacara kemiliteran. Akhirnya harus di tunda karena pihak keluarga tidak terima dan membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Umum Gunungsitoli untuk di visum kembali.“Pemakaman kita batalkan, karena ada rasa yang mengganjal, ada luka di sebelah kiri leher ada jahitan. Selanjutnya soal pemakaman tergantung kesepakatan keluarga, “ ujar adik korban Angandrowa Gea.Kematian korban sempat viral di sosial media dengan penyebaran foto jahitan di leher korban. Namun keterangan dari pihak TNI, jahitan tersebut merupakan bekas suntikan formalin saat korban ditangani di rumah sakit sebelum diterbangkan ke Nias.“Kalau ada kecurigaan-kecurigaan terhadap mayat ini, tapi kita harus mengambil kepastian lah... Tidak mungkin mayat ini kita biarkan misalnya smpai sebulan di rumah, " kata Tokoh Masyarakat , Damili Gea.Selain jenazah korban sudah mulai tidak bisa berlama-lama di rumah karena mulai mengeluarkan aroma. Pemakaman korban masih belum dapat dipastikan kapan akan dilakukan,karena pihak keluarga terus berupaya memastikan luka jahitan tersebut disebabkan oleh apa.One Man Halawa |Kota Gunungsitoli-Kepulauan Nias, Sumut