Wisata Sejarah Islam Melayu di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Kepri

Wisata Sejarah Islam Melayu di Pulau Penyengat Tanjung Pinang, Kepri (Foto ANTVKLIKAngghi Muliya Ma'mur) (Foto : )

Kepulauan Riau (Kepri) memiliki ratusan situs bersejarah yang menjadi saksi bisu perkembangan budaya Islam dan Melayu di Nusantara. Salah satunya ada di Pulau Penyengat yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjung Pinang. Pulau Penyengat yang merupakan cikal bakal dari kerajaan-kerajaan di Semenanjung Melayu. [caption id="attachment_242063" align="aligncenter" width="900"] Pulau Penyengat adalah cikal bakal Kerajaan-Kerajaan di Semenanjung Melayu (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Di Pulau Penyengat, terdapat situs penting bagi perkembangan budaya melayu serta situs penyebaran Islam di pesisir Riau. Letak Pulau Penyengat tersebut hanya berkisar 1,5 km dari Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang. [caption id="attachment_242064" align="aligncenter" width="900"] Makam Pahlawan Nasional Raja Ali Haji, Pencipta Gurindam Dua Belas, di Pulau Penyengat (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Ziarah Pulau Penyengat Pulau penyengat dapat dijangkau menggunakan perahu motor dalam waktu 15 menit dengan harga tiket Rp7000 per orang meski harus menunggu sampai 15 orang baru bisa melaju. [caption id="attachment_242080" align="aligncenter" width="900"] Makam Pahlawan Nasional di Pulau Penyengat (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] [caption id="attachment_242081" align="aligncenter" width="900"] Suasana Makam Pahlawan Nasional di Pulau Penyengat (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Namun jika ingin mencarter sendiri, maka ongkos sewanya Rp100 ribu sekali jalan, jadi kalau mau pulang-pergi harus merogoh kocek Rp200 ribu. [caption id="attachment_242065" align="aligncenter" width="900"] Pemandangan pertama saat menginjakkan kaki di Pulau Penyengat (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Setibanya di dermaga Pulau Penyengat, setiap pasang mata akan tertuju pada Masjid Sultan Riau yang didominasi warna kuning menyala dan terlihat kontras dengan bangunan di sekitarnya. [caption id="attachment_242066" align="aligncenter" width="900"] Gerbang Masuk Pulau Penyengat dengan warna kuning menyala (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Masjid Sultan Riau ini memiliki desain arsitektural unik bergaya persia dan turki dengan empat menara berbentuk kerucut, dan memiliki tujuh pintu masuk serta enam jendela. Pada bagian atas masjid dan menara, terdapat 17 kubah dengan bentuk menyerupai bawang yang melambangkan 17 rakaat berdirinya shalat fardu sehari semalam. [caption id="attachment_242067" align="aligncenter" width="900"] Penampakan Masjid Sultan Riau yang merupakan Masjid tertua di Indonesia yang memiliki kubah di bagian atasnya (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Menurut sejarah, Masjid Sultan Riau ini merupakan Masjid tertua di Indonesia yang memiliki kubah di bagian atasnya. Di halaman masjid terdapat Rumah Sotoh dan Balai pertemuan bagi jamaah. Masjid yang berdiri kokoh sejak tahun 1832 ini, konon dibangun menggunakan campuran putih telur, kapur, tanah liat, dan pasir. [caption id="attachment_242068" align="aligncenter" width="900"] Suasana dalam Masjid Sultan Riau yang memiliki kubah di bagian atasnya (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Keberadaan masjid ini menjadi sentral pembelajaran Islam di Riau dan sekitarnya, bahkan setiap hari jumat dan hari-hari besar Islam, Masjid Sultan Riau ini selalu didatangi jamaah dari Malaysia, Singapura, dan Brunei. Tidak jauh dari Masjid Sultan Riau, terdapat makam raja-raja Riau yang setiap harinya tidak pernah sepi dikunjungi. [caption id="attachment_242069" align="aligncenter" width="900"] Suasana dalam Masjid Sultan Riau yang tak pernah sepi dari jamaah (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Wisatawan yang datang ke Pulau Penyengat tidak hanya sekadar untuk berfoto semata, tetapi juga untuk berziarah dan berwisata rohani dengan mengetahui sejarah Islam di Riau. Wisatawan juga bisa menyewa bentor keliling pulau dengan membayar Rp30 ribu untuk satu jam. [caption id="attachment_242077" align="aligncenter" width="900"] Deretan Bentor yang siap membawa keliling Pulau Penyengat (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Para pelancong juga bisa mencicipi makanan khas Pulau Penyengat yang disediakan oleh kedai-kedai, seperti Epok Epok (sejenis pastel kari), dengan harga yang lumayan murah yakni Rp3 ribuan. [caption id="attachment_242070" align="aligncenter" width="900"] Epok Epok (sejenis pastel kari), dengan harga yang lumayan murah, Rp3 ribuan (Foto: ANTVKLIK/Angghi Muliya Ma'mur)[/caption] Jadi, tidak ada salahnya untuk memilih lokasi wisata Pulau Penyengat untuk destinasi liburan akhir pekan karena jika dari Jakarta dengan naik pesawat hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Angghi Muliya Ma'mur | Tanjung Pinang, Kepulauan Riau