Peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di alun-alun Menes, Pandeglang, Kamis 10 Oktober lalu, cukup mengejutkan publik. Bahkan, hingga menjadi sorotan perhatian dari mancanegara.Demikian halnya dengan kinerja intelijen negara, tak luput menjadi sorotan. Sistem peringatan dini dalam dunia intelijen negara dianggap terhambat, sehingga tindakan radikalisme terjadi terhadap Wiranto.Hal tersebut diungkapkan sejumlah relawan Jokowi, yang tergabung dalam relawan We Love Jokowi . Mereka mendesak dalam kabinet Presiden Joko Widodo yang baru, agar ada pergantian kepemimpinan dalam Badan Intelijen Negara (BIN), dari unsur sipil.Bahkan, mereka juga menyodorkan nama Suhendra Hadikuntono, seorang pengamat intelijen yang dinilai kredibel, untuk dapat memimpin Badan Intelijen Negara (BIN).Seperti diketahui selama ini, Kepala BIN selalu berasal dari unsur kepolisian atau militer. Kepemimpinan sipil dalam intelijen negara terakhir kali, dikepalai oleh dr Soebandrio. Di era tahun 1960-an, hingga akhir masa orde lama dengan nama Badan Pusat Intelijen.“Bagaimana seorang Menko Polhukam, sekarang saya tanya Menko Polhukam hampir tidak bisa menjaga keamanan dirinya, bagaimana dia bisa merawat 260 juta orang, di Republik ini. Ini kesalahan BIN, bukan Menko Polhukam. Suhendra Hadikuntono kami ajukan sebagai Kepala BIN, untuk menunjukkan supremasi sipil, dimana-mana tidak ada, bukan kami mengecilkan Polisi dan Militer,” ujar Ketum Relawan We Love Jokowi . Shandi March-Rahmat Aminuddin | Jakarta
Relawan Jokowi Desak Pergantian Kepala BIN Dari Sipil
Rabu, 16 Oktober 2019 - 17:29 WIB
Baca Juga :