Akibat tidak ada jembatan selama puluhan tahun, warga Dusun Muaro Penetai, Kabupaten Merangin, Jambi harus terbiasa melakukan aksi akrobatik. Warga harus siap jika ingin menyeberangi sungai Batang Merangin dengan menggunakan seutas tali. Seutas tali atau seling hasil swadaya masyarakat setempat menjadi tempat bergantung sebagai sarana transportasi sehari-hari warga di pinggir sungai Batang Merangin, Jambi. Beginilah kondisi yang harus dihadapi warga Dusun Muaro Penetai, Kabupaten Merangin, Jambi. Setiap hari warga yang ingin menyeberang sungai Batang Merangin harus bersiap menghadapi resiko tinggi karena ketiadaan jambatan penghubung untuk menyeberangi sungai menuju kawasan lain di seberang sungai.[caption id="attachment_236577" align="alignnone" width="900"] Salah satu warga sedang menyeberangi sungai dengan tali (Foto: ANTV/ Arizal Antoni)[/caption]Caranya, warga hanya bergantung pada seutas tali seling hasil swadaya warga yang membentang ke seberang sungai setiap akan menyeberang. Memang sangat beresiko, tetapi warga tak punya pilihan lain. Tali seling mirip fasilitas flying fox ini menjadi satu-satunya akses yang dimiliki warga kala ingin bepergian dari kawasan tempat tinggal mereka. Kalaupun ada alternatif lain, warga terpaksa menggunakan rakit untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.Hal ini sangat beresiko bagi warga apalagi saat debit air sungai sedang naik, tak jarang warga menjadi korban jatuh ke dalam sungai kala menyeberang, Kondisi ini sudah dirasakan warga puluhan tahun lamanya. Warga Muara Penetai sangat berharap pemerintah setempat dapat membangun akses jambatan untuk transportasi yang lebih layak.“Sejak tahun 65 belum ada jembatan di sini. Warga yang ingin menyebrang menggunakan tali ini dengan digantungkan menggunakan lori/ katrol. Kalo untuk mengangkut hasil pertanian, warga menggunakan rakit,” ujar salah satu warga bernama Mustofa.Arizal Antoni | Kabupaten Merangin, Jambi