Petani berunjuk rasa di kantor Pemkab Kebumen, Jawa Tengah.[/caption]Warga yang terlibat dalam konflik ini berasal dari beberapa desa sepanjang pantai Kebumen Selatan, yaitu: Desa Ayamputih, Setrojenar, Bercong (Kecamatan Buluspesantren); Desa Entak, Kenoyojayan Ambal Resmi, Kaibon Petangkuran, Kaibon, Sumberjati, (Kecamatan Ambal); Mirit Petikusan, Mirit, Tlogodepok, Tlogopragoto, Lembupurwo, dan Wiromartan (Kecamatan Mirit).Lahan konflik terletak di muara Sungai Lukulo di Desa Ayam Putih sampai muara Sungai Wawar di Desa Wiromartan. Panjang lahan konflik kurang lebih 22,5 km dan lebar 500 meter dari bibir pantai selatan.Ini hanya secomot konflik. Konflik seperti ini juga banyak terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia. Dimanakah peran negara? Atau setidaknya dimanakah peran kelompok penghimpun para petani?Dimanakah HKTI? Oh iya … hari ini adalah Hari Tani Nasional! “Pada HTN ini kembali kami menagih janji negara untuk menyelamatkan rakyat. Mengingat pembangunan ekonomi dan pengalokasian sumber-sumber agraria lebih diprioritaskan untuk investasi skala besar, koorporasi dan elit politik,” kata Dewi Kartika, Koordinator Umum Hari Tani Nasional 2019.[caption id="attachment_232073" align="aligncenter" width="900"]
(me)Politik(i) Petani atau (me)Poltik(an) Petani?
Selasa, 24 September 2019 - 17:23 WIB
Baca Juga :