Setelah Viral, "Negeri di Atas Awan" Kebanjiran Pengunjung

Setelah Viral, "Negeri di Atas Awan" Kebanjiran Pengunjung (Foto : )

Setelah viral "Negeri di Atas Awan" belakangan ini, tempat unik yang jarang diketahui orang ini pun langsung membludak, kebanjiran pengunjung.Kondisi akses keluar dari Gunung Luhur menuju Citorek hampir tidak bergerak sama sekali, hari ini, Minggu (22/9)."Negeri di Atas Awan" terletak di Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber.Pesona yang ditawarkan destinasi tersebut yakni panorama hamparan awan yang dapat dilihat dari atas gunung.Meskipun disebut gunung, namun ketinggian Gunung Luhur hanya 901 di atas laut (Mdpl)."Negeri di atas awan" pertama kali ditemukan oleh pekerja yang tengah memperbaiki jalan provinsi yang menghubungkan Lebak utara dan selatan pada Bulan September 2018. Setelah dipost di sosial media, akhir-akhir tempat ini menjadi viral.https://www.instagram.com/p/B2nJVzQnTw0/?utm_source=ig_web_copy_linkKini destinasi ini pun ramai dikunjungi wisatawan baik dari luar provinsi bahkan luar negeri, jadi mesti atur waktu dengan baik agar bisa menikmati keindahan “Negeri di Atas Awan”.Akses menuju ke “Negeri di Atas Awan” yang berada di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, Banten, yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), bisa ditempuh 3 jam dari Jakarta.Disebut “Negeri di Atas Awan” karena lokasinya mirip berada di atas awan, panorama hamparan awan dapat dilihat dari atas gunung yang masuk kawasan Desa Citorek Kidul.Kendati disebut gunung, namun “Negeri di Atas Awan” di Gunung Luhur itu, hanya memiliki ketinggian 901 di atas laut (Mdpl).Akses menuju lokasi juga bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua dan empat. Jalannya terbilang bagus kendati belum diaspal.Salah satu pengelola Gunung Luhur, Sukmadi mengatakan, Negeri di Atas Awan ini pertama kali ditemukan oleh pekerja yang tengah memperbaiki jalan provinsi di Lebak utara dan selatan.Surga tersembunyi di Kabupaten Lebak itu ditemukan pada Bulan September 2018, dan saat itu, foto-foto panorama alamnya pun kemudian viral di media sosial hingga memantik penasaran warga."Sekitar bulan September 2018, diikuti oleh warga sini yang juga penasaran, kemudian difoto lalu diunggah ke medsos, akhirnya viral," kata Sukmadi.Menurut Sukamdi, hamparan awan itu tidak muncul setiap saat dan biasanya hamparan awan muncul setiap pukul 05.30 hingga pukul 08.00 WIB.Namun saat hujan turun, hamparan awan tidak akan terlihat karena tertutup kabut.Adapun cara menuju Desa Citorek untuk mengunjungi “Negeri di Atas Awan” di Kabupaten Lebak, patokan awalnya untuk semua pengunjung dari berbagai daerah adalah menuju Rangkasbitung dengan kendaraan pribadi atau umum.Setelah itu, dari Rangkasbitung mengambil rute Cipanas-Lebak Gedong-Citorek hingga Gunung Luhur sejauh 70 kilometer. Atau ditempuh dengan jarak 1,5 jam perjalanan.Sementara terkait fasilitas umum, “Negeri di Atas Awan” di Gunung Luhur memiliki sarana yang memadai untuk pengunjung, misalnya untuk penginapan, para pengunjung bisa mendapatkanya dengan harga terjangkau, mulai dari Rp150.000.Pengelola juga menyediakan penyewaan tenda dengan tarif Rp80.000, dan bisa langsung didirikan karena sudah siap pakai.Fasilitas lain juga sudah lengkap, seperti toilet, musholla, warung dan parkir kendaraan mobil dan motor.Namun jika berkunjung saat wisatawan lainnya juga tumpah ruwah di “Negeri di Atas Awan”, bisa jadi keadaan tidak seperti yang dibayangkan, seperti pada Minggu (22/9/2019), ribuan pengunjung terjebak macet dari dua arah.https://www.instagram.com/p/B2tjZVFAwCJ/?utm_source=ig_web_copy_linkJadi mesti pintar-pintar memilih waktu waktu untuk mengunjungi “Negeri di Atas Awan”, agar kenikmatan mereguk panorama hamparan “Negeri di Atas Awan” tidak ternodai oleh kekesalan suasana lalu lintas maupun rebutan fasilitas umum.