Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dana hibah KONI. Setelah menghadap Presiden Joko Widodo, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut meluangkan waktu untuk berpamitan dengan para staf dan pegawai Kemenpora, Kamis (19/9).
Saat memasuki masjid di komplek perkantoran Menpora, Imam Nahrawi mengenang memori tahun 2014, saat baru dilantik sebagai Menpora. Memasuki masjid, sholat dan berkenalan dengan para jamaah sebelum masuk kantor. Hal yang sama dilakukan Imam Nahrawi, sebelum berpamitan karyawan dan menggelar jumpa pers dengan media.
“Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan perminataan maaf jika ada kata-kata atau hal hal lain yang kurang berkenan selama hampir lima tahun bertugas. Semoga pengganti saya nanti lebih baik, lebih bersih,” ujar Imam Nahrawi. Imam juga mengatakan sudah menghadap Presiden Jokowi, dan menyampaikan surat pengunduran dirinya. Mengenai siapa pejabat pengganti dirinya, sepenuhnya mejadi wewenang Presiden Joko Widodo. Publik kini menunggu siapa calon pejabat yang baru, apakah akan ditunjuk, mengingat masa jabatan menteri sudah akan berakhir 20 Otober 2019. Mengenai berbagai kegiatan di Kemenpora yang kih tengah menghadapi sejumlah agenda besar seperti Sea Games 2019, Olimpiade dan PON 2020, Kejuaraan Dunia Basket, hingga pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sementara akan di back up Tim Kemenpora. “Sebelum Bapak Presiden menunjuk pejabat pengganti, pejabat di Kemenpora akan meng-handle semua masalah, Insya Alloh lancar,” imbuh Imam yang kini akan fokus menghadapi masalah hukumnya.
[caption id="attachment_230972" align="alignnone" width="300"] Selain berpamitan, Imam Nahrawi berharap program-program olahraga yang sudah disusun akan jalan terus dibawah Kemenpora sambil menunggu keputusan Presiden tentang penetapan pejabat baru.[/caption]
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menambahkan pengurus cabang-cabang olahraga tidak perlu was-was atau risau dengan situasi ini. Program pelatnas, dan semua yang sudah direncanakan akan berjalan. Yang paling dekat adalah Sea Games, yang akan digelar di Filipina, mulai 30 November hingga 11 Desember 2019.
"Kami sampaikan ke pimpinan cabor tidak usah galau, karena ini proses untuk persiapan SEA Games harus tetap jalan. Karena komunikasi dengan pihak Deputi IV juga sudah jalan. Persiapan juga sudah bagus dan sekarang tinggal pertandingan di bulan November," kata Gatot kepada pewarta di Kantor Kemenpora. Jangan sampai masalah menimbulkan kegaduhan sehingga malah mengganggu beberapa program strategis yang sudah direncanakan.
[caption id="attachment_230973" align="alignnone" width="300"] Salah satu program terdekat olahraga nasional adalah mempersiapkan atlet menghadapi Sea Games 2019, 30-November-11 Desember mendatang di Filipina.[/caption]
“Yang penting semua harus jalan, sesuai Sop. Kan tidak kegaduhan misalnya honor terlambat, perlengkapan terlambat. Semua oke, semua jalan," Gatot menambahkan. Kontingen Indonesia ke SEA games 2019 Filipina akan dipimpin oleh Harry Warganegara. Saat ini, KOI dan Kemenpora tengah menyeleksi atlet Indonesia menuju multievent itu.
Wakil Ketua PB PABBSI Djoko Pramono berkeyakinan, kekosongan posisi menpora pasti sudah dipikirkan Kemenpora, karena semua harus tetap bergerak cepat mengikuti rencana yang sudah berjalan. “PB PABBSI tetap menjalankan persiapan pelatnas, kita siapkan lifter lifter angkat besi menuju Sea Games, ada juga kejuaraan dunia, dan meloloskan wakil ke Olimpiade 2020,” ujar Djoko. “Masalah yang tiba tiba muncul tak harus membuat kita hilang fokus,” imbuhnya.
[caption id="attachment_230974" align="alignnone" width="300"] Mundurnya menpora diharapkan tidak menggangu Program Pelatnas yang kini sedang berjalan. Selain Sea Games juga ada Olimpiade 2020 dan PON Papua 2020.[/caption]
Sekjen Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI) Achmad Budiharto, dan Ketua KONI Marciano Norman optimis pemerintah sudah punya komitmen dan mekanisme mengatasi masalah ini. Keduanya bertekad semua program-program olahraga yang sudah dirancang tetap berjalan, sambil mencari solusi jika ada masalah di tengah jalan. “Satu hikmah yang bisa petik adalah masalah manajemen pendanaan olahraga kita benahi,” ujar Marciano.
“Saya sempat kaget, tapi ya itu program jangan terganggu, ayo tetap jalan. Saya pikir pemerintah sudah punya mekanisme dan komitmen mencari solusinya,” ujar Budiharto sembari menambahkan agar masalah dana olahraga jangan sampai jadi masalah lagi.
Sebagaimana diketahui Menpora Imam Nahrawi sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dana hibah KONI. Imam diduga menerima uang sebesar Rp26,5 miliar sebagai bentuk commitment fee pengurusan proposal yang diajukan KONI kepada Kemenpora. Namun Imam membantah tuduhan itu, dan siap membuktikan lewat proses hukum yang akan segera dijalaninya. Imam Nahrawi bukan menpora pertama yang menghadapi masalah hukum. Sebelumnya, Andi Malarangeng juga mundur dari jabatannya karena tersangkut kasus korupsi pembangunan Komplek Olahraga Hambalang, Jawa Barat tahun 2012 lalu.
(Berbagai Sumber)