Kabut Asap kian pekat. Hujan tiada mengguyur. Hutan negeri sudah jadi api. Asapnya menyelimuti pertiwi. Para wanara terima bayaran. Para juragan cekakakan. Zamrud pusaka negeri telah dikuasai. Beginilah kisah negeri sengkarut menghirup belanga kabut. Apa kaitan kabut asap dengan Hanuman? Kera putih ini pernah mengamuk. Membakar hutan dan pusat keramaian kerajaan Alengka. Kerajaan yang indah dan asri permai itu menjadi panas dan pengap. Kabut asap menyelimuti seluruh negeri. Sesak nafas seluruh penduduk. Malapetaka serius! Teriak Indrajit, putera Rahwana.Kumbakarna menggeleng kepala dari kejauhan. Prihatin. Kerajaan ampuan Rahwana hangus porak poranda. Kumbakarna tak bisa berbuat apapun. Rahwana telah mengusirnya. Nasehatnya untuk tidak menghukum bakar hidup-hidup Hanuman tiada digubris kakaknya.Membakar hidup-hidup Hanuman ternyata bukan tindakan yang tepat. Celaka bagi Alengka. Bukannya mati terbakar, Hanuman malah merajalela membakar Alengka. Api yang berkobar pada tubuhnya menjadi obor pemantik kekacauan. Hanuman pun berhasil pulang ke Ayodhya. Peta kekuatan angkatan perang Alengka dilaporkannya. Rama Wijaya, sang juragan tertawa terbahak. Bhumi Alengka sudah di depan mata, segera dikuasainya. Saranghae Shintadev … Begini muasalnya … Tiga puluh enam kali purnama Shinta dimanjakan di dalam keputren Alengka. Ia ditemani Dewi Trijatha. Rahwana membawa Shinta dari hutan Ayodhya ke Alengka. Rahwana berniat meminangnya. Sang Raja Alengka sungguh mencintai Shinta. Namun banyak orang menyebutnya penculikan. Menempatkan Shinta di taman nan indah pun asri dituding penyekapan.[caption id="attachment_230875" align="aligncenter" width="622"]
Kabut Asap Hanuman! Mendera Cinta Rahwana pada Shinta
Kamis, 19 September 2019 - 21:18 WIB
Baca Juga :