Misteri Kembul Bujono, Nasi Liwet & Bulutangkis Menpora Imam Nahrawi

Misteri Kembul Bujono, Nasi Liwet & Bulutangkis Menpora Imam Nachrowi (Foto : )

Kemarin, Selasa Kliwon, 17 September 2019 petang, Menpora Imam Nahrawi menggelar acara Kembul Bujono nasi liwet. Sehari kemudian, KPK menetapkannya sebagai tersangka kasus suap dana hibah KONI melalui Kemenpora tahun anggaran 2018. Waduh! Adakah misteri dibalik Kembul Bujono ini? Makan Keroyokan ala Bancakan, begitulah style menyantap makanan Kembul Bujono. Makanan yang disajikan juga bisa beragam. Seringkali favorit menunya adalah Nasi Liwet. Seperti yang digelar Imam Nahrawi kemarin Selasa Kliwon (17/09/2019) petang. Usai bermain bulutangkis Menpora bersama para staf Kemenpora duduk bersama, makan bersama. Daun pisang sebagai alas tumpah ruah makanan yang disantap. Paham atau tidak, kembulan ini punya makna sangat dalam. Mistis maupun filosofis. Secara mistis kembulan ini dimaknai sebagai ungkapan syukur kepada Sang Hyang Maha Hidup. Bersama-sama duduk lesehan menikmati hidangan menyimbolkan eksistensi yang setara dihadapanNya. Sedangkan secara filosofis melambangkan kesederhanaan. Nasi Liwet Bagaimana dengan Nasi Liwet? Nasi liwet memang adalah makanan sehari-hari, tapi sering jadi bagian sakral rangkaian upacara. Nasi liwet disinggung sepintas dalam Serat Centhini yang disusun tahun 1814-1823. Naskah kuno ini tertulis: liwet anget ulam kang nggajih/ wus lumajeng ngarsi/ sadaya kemebul. Nasi Liwet hangat nan gurih, sudah disaji dihadapan/ semua hangat berasap. Konteksnya adalah sebagai sajian hajatan atau slametan atau upacara bernuansa mistis/magis. Larik kalimat dalam Serat Centhini ini menggambarkan sebegitu sakral sekaligus nikmatnya sego liwet. Serat Centhini digubah atas kehendak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom di Surakarta yang kelak akan dinobatkan sebagai Pakubuwono V. Ngliwet atau memasak nasi liwet bagi masyarakat Jawa adalah suatu cara mengolah beras yang paling sederhana. Mereka menggunakan ketel dari bahan besi atau perunggu. Beras dan air santan dicampur bumbu maupun lauknya, ditanak hingga matang, sama seperti prinsip rice-cooker di zaman modern. Bumbunya banyak seperti garam, bawang merah, bawang putih, daun salam, sereh, lengkuas dan cabe. Ubo Rampe Pancamahabhuta Semua uborampe atau bahan baku pembuatan nasi liwet meliputi lima unsur pembentuk semesta atau Pancamahabhuta. Meliputi Pertiwi/Tanah, Apah/Air, Bayu/Udara, Teja/Api, dan Ether/Akhasa/Ruang. Misalnya, beras/lengkuas mewakili unsur tanah, garam/santan mewakili unsur air, bawang merah dan cabe mewakili api, ketel untuk memasak mewakili ruang dan lainnya termasuk lauk pauk. Tanda-tanda Semesta? Tidak selalu Imam Nahrawi menggelar kembul bujono, makan nasi liwet. Bisa jadi kali ini semesta memberi tanda sangat kuat kepada Imam Nahrawi untuk menggelar slametan pungkasan. Ritual akhir. Bersilaturahmi bersama para stafnya. Berpamitan secara simbolik. Duduk bersama menyelaraskan semuanya pada semesta. Acara ini digelar setelah Imam Nahrawi dan para staf berolahraga bulutangkis. Semesta juga telah mengingatkan, persoalan pembibitan bulutangkis sedang sengkarut. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) “pengin masak nasi liwet” di dapur PT.Djarum. Apa yang dilakukan PT. Djarum, Djarum Foundation dan PB Djarum ini (audisi bulutangkis) tidak hanya kemarin sore, melainkan sudah sejak 2006. Namun, mengapa KPAI baru ngoceh saat ini? Kirain tentang hal yang sangat besar dan menganggu eksistensi NKRI. Eh, ternyata soal penggunaan baju/seragam yang bersponsor merk rokok pada anak. Baiklah, tanda-tanda telah diberikan. Bawah sadar Imam Nahrawi menangkap semua ini. Ritual kecil disiapkan. Kitab Kehidupan telah menuliskannya. Rabu Umanis, 18 September 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Imam Nahrawi sebagai tersangka kasus suap dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) melalui Kemenpora tahun anggaran 2018. Dalam kurun waktu 2014 dan 2018, Imam Nahrawi diduga telah menerima uang sebesar lebih dari Rp14,7 miliar. Selain itu, dalam kurun waktu 2016-2018, Imam Nahrawi selaku Menpora diduga juga meminta uang sejumlah total Rp11,8 miliar sehingga total dugaan penerimaan uang sebesar Rp26,5 miliar. Begitulah menurut Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ini uangnya jadi keroyokan ala bancakan alias kembul bujono atau tidak ya? Entahlah!