Lesehan terakhir bersama Menpora Imam Nahrawi sehari sebelum jadi tersangka menjadi sangat spesial. Selasa petang (17/9/2019), Menpora masih sempat bermain bulu tangkis, jadi imam salat magrib, dan memimpin doa sebelum menyerbu makanan lesehan. Menpora Imam Nahrawi sehari sebelum ditetapkan tersangka dalam kasus dana bantuan KONI, memasuki area kompleks olahraga di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga. Langkahnya mantap. Tidak nampak kegelisahan juga kegundahan.Masuk di dalam gedung bulu tangkis Menpora mengganti baju di ruang ganti VIP di dalam arena bulu tangkis. Mengenakan jaket parasut putih bertuliskan soccer . Menpora main bulu tangkis berpasangan dengan pegawai kementerian.Permainan bulu tangkisnya lepas, seolah bukan pesakitan yang masuk target untuk dikerangkeng. Permainan netnya sempurna, beberapa kali mengambil poin dari permainan net yang prima. Bola-bolanya termasuk susah dikembalikan lawan.Powernya memang sudah tidak nampak. Menpora memang hanya menjaga stamina dan tidak ingin menunjukkan powernya dengan smesh dan bola lob. Lebih banyak main di dekat net dan membiarkan pasangannya beroperasi di belakang.Selesai bulu tangkis, istirahat sejenak kemudian segera mengambil inisiatif untuk makan lesehan yang sudah disiapkan. Ada sambutan yang juga sama sekali tidak menyinggung soal kasusnya.Sambutannya juga bukan hal yang penting. “Ini lesehan sederhana ada lalap, ada gabus pucung, ada tempe, tahu ...,” katanya menyebut nyaris semua menu yang sudah siap santap. Satu hal yang penting disampaikannya adalah, “Makanannya tidak penting, silaturahimnya yang penting,” tegasnya.Mungkin inilah yang ada konteksnya dengan perpisahan dengan karyawan-karyawan di Kemenpora dan beberapa wartawan yang ketepatan jadwal latihan bulu tangkisnya berbarengan dengan jadwal Menpora main bulu tangkis. Kehadiran wartawan memang sama sekali tanpa undangan.Ia pun sempat menghampiri para wartawan yang masih menyantap hidangan. “Itu Mas, gabus pucungnya enak,” kata Menpora. “Aduh serem Pak,” seloroh seorang wartawan. “Kok serem,” tanya Menpora. “Itu Pak, yang lompat-lompat di kuburan,” sambut wartawan lainnya lagi. “Ah itu pocong,” seloroh Menpora.Selesai makan Menpora menjadi imam salat magrib. Juga masih di lapangan bulu tangkis. Ini memang agak di luar kebiasaan. Di dalam kompleks olahraga kantor Kemenpora, ada musolah, selain masjid yang berada di sisi berseberangan dari kompleks olahraga ini.Biasanya usai latihan bulu tangkis Menpora salat magrib di musolah. Kali ini, ia salat magrib di lapangan bulu tangkis. Menpora menjadi imam salat. Suaranya bagus, dan bacaannya juga baik layaknya santri-santri. Menpora jebolan ponpes Al Kholiliyah An Nuroniyah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.Pernah juga ia ikut pengajian Siwo (Seksi Wartawan Olahraga PWI). Namun, saat diminta membaca Quran ia berdalih tak membawa kaca mata.Usai salat magrib Menpora berpamitan kepada teman-teman wartawan. Nampaknya masih ada tugas yang harus dikerjakan. Apa tugasnya? Tugas barunya sebagai tersangka dan kemungkinan menjadi terdakwa jika terbukti ia menerima dana dalam kasus dana hibah KONI.Jika dia masuk bui, menambah panjang deret pejabat di Kemenpora yang menjadi tersangka kasus dana hibah KONI. Namanya memang sudah beberapa bulan lalu menjadi trending sebagai kandidat yang akan dipanggil KPK. Namun terselamatkan atau tepatnya menunggu selepas Pilpres 2019 bulan Mei lalu.Lesehan itu menjadi lesehan terakhir dengan Menpora. Dan, silaturahim seperti disebutkan Menpora saat lesehan menjadi barang yang sangat berharga.Yang sabar ya Boss!
Lesehan Terakhir Bersama Menpora Imam Nahrawi Sehari Sebelum Jadi Tersangka
Rabu, 18 September 2019 - 19:03 WIB
Baca Juga :