Ribuan Warga Ikuti Tradisi Labuhan Sukerto Sri Paduka Paku Alam X

labuan puro pakualam1 (Foto : )

Ribuan warga mengikuti tradisi hajat dalem labuhan yang digelar Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta. di pantai Glagah, Yogyakarta. Para pengunjung menceburkan diri ke dalam laut, berebut gunungan  barang pribadi milik Adipati Paku Alam X dan permaisuri yang diyakini membawa berkah. Pasukan Puro Pakualaman Lombok Abang dan plangkir milik Puro Pakualaman mengawali kirab ini berjalan sejauh 3 kilometer hingga tiba di pendopo pakualaman yang tak jauh dari lokasi pantai Glagah. Semua pakaian dan kain diikat dengan pemberat berupa batu dengan harapan tenggelam di dasar laut sebagai bentuk sedekah bumi.[caption id="attachment_228296" align="alignnone" width="300"] Warga menyebur ke laut berebut gunungan barang pribadi Sri Paduka (Foto: ANTV/ Andri Prasetiyo)[/caption]Semua barang tersebut adalah pakaian dan benda-benda pribadi berupa selimut, sprei hingga bantal . Tradisi budaya yang dinamakan Labuhan Sukerto Sri Paduka Pakualam X  ini diselenggarakan 10 hari setelah melewati peringatan 1 Muharam atau Tahun Baru Jawa.Bukan tanpa alasan tradisi ini terus dilestarikan sejak berdirinya Kadipaten Pakualaman Yogyakarta.  Selain sebagai bentuk ucap syukur keluarga keraton dan warga Yogyakarta selalu damai dan tentram dalam bermasyarakat . Gunungan lain yang menyertai berupa gunungan sayur-mayur dan makanan tradisional sebagai ungkap rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa telah diberikan kelimpahan rezeki ,  lalu dibagi-bagikan kepada masyarakat yang hadir dalam acara Labuhan Sukerto.Belum selesai Sukerto dilarung oleh tim SAR hingga tengah laut, beberapa gunungan yang seharusnya dilarung di sisi lain laut langsung dikerubuti warga . Tak sampai 10 menit semua isi gunungan ludes hanya menyisakan rangka terbuat dari bambu.  Bulir padi yang jatuh ke pasir pun tetap dipunguti karena bagi warga yang mempercayainya dapat mendatangkan rezeki. Ari Wibowo | Kulonprogo, Yogyakarta