antvklik - Kalau mampir ke kota Samarinda jangan lupa beli sarung Samarinda. Sarung Samarinda disebut juga Tajong Samarinda. Kain Samarinda merupakan hasil tenun. Pertama kali dibawa oleh perantau asal Bugis, Sulawesi Selatan pada tahun 1668. Sarung Samarinda dibuat menggunakan Gedokan.
Gedokan adalah alat tenun bukan mesin yang terbuat dari kayu. Satu sarung Samarinda membutuhkan waktu sekitar 15 hari pembuatan. Ciri khas sarung Samarinda adalah bahan bakunya yaitu menggunakan sutera khusus yang didatangkan dari Cina. Sebelum ditenun, bahan baku sutera masih harus menjalani beberapa proses agar kuat saat dipintal.
Kalau anda ingin mengetahui pembuatan sarung Samarinda anda bisa berkunjung ke Kampung Wisata Tenun Samarinda. Kampung ini terletak di selatan Samarinda tepatnya di Samarinda Sebrang, di jalan Bung Tomo. Menurut tokoh tenun Samarinda, Manshur Makpek, tenun sarung Samarinda merupakan usaha turun temurun.
“Di Kampung Wisata Tenun Samarinda ini banyak pengrajin sarung. Sudah ratusan tahun merupakan usaha turun temurun,” kata Manshur. Sehelai sarung yang dihasilkan pengrajin memiliki lebar 80 centimeter dan panjang 2 meter. “Dengan ukuran sarung sebesar itu pasti ada jahitan sambungan di bagian tengahnya yang dibuat dengan menggunakan tangan.
Sarung asli tidak pernah disambung dengan menggunakan mesin jahit. Inilah salah satu cara untuk membedakan kain yang asli dari yang palsu atau buatan mesin pabrik.” Warna –warna dalam sarung adalah warna tua yang kontras. Seperi hijau, merah, hitam, biru dan putih. Motifnya juga beragam. Yang paling disukai adalah Belang Hatta.
“Belang Hatta ini warnanya hitam campur merah. Dinamai Belang Hatta karena dulu pernah dipakai mantan wakil presiden kita Bung Hatta,”aku Manshur. Sehelai sarung tenun Samarinda harga jualnya diatas satu juta rupiah. “Kalau yangg bukan tenun hasil gedokan murah kok. Seratus ribu juga bisa dapat,” kata Bunga, pengrajin sarung Samarinda.