Kementan Optimis, 2022 Biodisel B 100 Sudah Dimanfaatkan Secara Penuh

Kementan RI (Foto : )

Kementerian Pertanian RI  optimis target Presiden Jokowi di tahun 2022 untuk memanfaatkan B100 secara penuh bukan hal mustahil. newsplus.antvklik.com- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) optimis dalam 2-3 tahun lagi biodiesel B100 dari CPO (Crude Palm Oil atau kelapa sawit) sudah dapat dikomersialisasikan. "Sekarang kan akhir tahun, B 30. Akhir tahun 2019  atau awal tahun 2020  itu B 50. Sementara untuk sekarang sudah mulai  kita siapkan B 100,” kata  Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai  upacara Perayaan HUT RI ke-74 di Kementerian Pertanian, Sabtu (17/8/2019). Amran optimis target Presiden Jokowi di tahun 2022 untuk memanfaatkan B100 secara penuh bukan hal mustahil. Dijelaskan dia, produksi minyak sawit kita 9,1 juta ton pada kuartal I 2019, masih mencukupi untuk pemenuhan ekspor dan biodiesel. "Kesejahteraan petani akan terus terdongkrak dengan B100. B100 lebih murah 40 persen dibanding bahan bakar solar lainnya, dan mampu menghemat Rp 26 triliun devisa negara,” lanjutnya. Seperti diketahui Kementan telah berhasil mengembangkan bahan bakar Biodiesel B-100 atau 100 persen Biosolar. Bahan bakar yang berasal dari 100 persen CPO dengan rendemennya 87 persen ini telah diluncurkan pada tanggal 15 April 2019 yang lalu. Setelah dua bulan diluncurkan dan dilakukan uji coba pemakaian terhadap mobil dinas Kementerian Pertanian secara rutin, ternyata para pengendara menyatakan bahwa dengan penggunaan B100 ini mereka merasakan lebih hemat bahan bakar. Dikutip dari laman  https://www.pertanian.go.id,  Unggul, salah seorang pengendara mobil dinas jenis Hiace mengungkapkan bahwa selama dua bulan menggunakan B100, ia tidak mengalami perbedaan dengan pemakaian bahan bakar DEX yang sebelumnya ia gunakan. "Sama saja sih tarikannya, semua sama, cuma bedanya lebih irit” ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, “dengan kondisi yang sama, kalo dulu saya pakai DEX maximal 10 km per liter, sejak saya pakai B100 saya bisa menempuh maximal 13 km per liter” ujarnya. (red)