Presiden Joko Widodo menyampaikan Nota Keuangan di Sidang DPR RI soal Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja (RAPBN) 2020. Jokowi menyampaikan asumsi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi 5,3 persen atau naik dari asumsi sebelumnya sebesar 5,12 persen. newsplus.antvklik.com – Setelah memakai pakaian adat Sasak dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan DPD dan DPR RI, Presiden Joko Widodo kembali mengenakan jas biru saat membacakan nota keuangan di Sidang DPR RI, Jumat (16/8/2019). Dalam pidatonya Jokowi mengatakan, asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. Angka ini naik dari asumsi pertumbuhan ekonomi sebelumnya yang sudah direvisi sebesar 5.12 persen. Sementara nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp14.400 per dollar AS. Untuk harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan sekitar 65 dollar AS per barel. Sedangkan target lifting minyak dan gas bumi pada 2020 sebesar 734 ribu barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari. Target lifting ini turun dibanding 2019. Saat itu pemerintah menargetkan lifting di angka 775 ribu barel sehari dan realisasi produksinya sekira 756 ribu barel sehari. Menurut Jokowi, kebijakan RAPBN 2020 dirancang ekspansif namun tetap terarah dan terukur. Fokus RAPBN diarahkan pada lima hal utama, yaitu penguatan kualitas SDM, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi, penguatan program perlindungan sosial, penguatan kualitas desentralisasi fiskal dan antisipasi ketidakpastian global. Dengan fokus pada lima hal tersebut, maka defisit anggaran 2020 direncanakan sebesar 1,76 persen dari PDB atau sebesar Rp307,2 triliun. Pendapatan negara dan hibah sebesar Rp2.221,5 triliun serta belanja negara sebesar Rp2.528,8 triliun. Jokowi menambahkan, anggaran pendidikan akan ditingkatkkan hingga mencapai Rp505,8 triliun atau meningkat 29,6 persen dibanding realisasi anggaran pendidikan pada 2015 yang sebesar Rp390,3 triliun.
Jokowi: Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen, Defisit Rp307,2 Triliun
Jumat, 16 Agustus 2019 - 15:34 WIB
Baca Juga :