newsplus.antvklik.com - Accera Kalompoang merupakan tradisi pencucian benda-benda pusaka kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan, yang dimulai pada saat pemerintahan raja Gowa yang ke-14 dilakukan turun-temurun dan merupakan tradisi yang sakral, yang mampu salah satu maknanya dapat mempererat tali persaudaraan antar Kerajaan Gowa, Pemkab setempat dan masyarakat Gowa.[caption id="attachment_219190" align="alignnone" width="300"] Prosesi pengambilan air (Allekka Je'ne) di sumur Bungung Lompoa(10/8/2019)[/caption]Pasca sempat vakum sejak dua tahun lalu, ritual adat Accera Kalompoang kembali diadakan jelang dan bertepatan perayaan Idul Adha pada Minggu (11/8/2019)[caption id="attachment_219195" align="alignnone" width="300"] Prosesi mengarak kerbau ( Palili Tedong) dan mengitari Istana Balla Lampoa.[/caption]Untuk rangkaian acara dalam rangka Accera Kalompoang ini dimulai dari prosesi pengambilan air (Allekka Je'ne) di sumur Bungung Lompoa(10/8/2019) prosesi mengarak kerbau mengitari istana tiga kali (palili Tedong), dan diakhiri dengan penyembilahan kerbau (ammolong Tedong) di Istana Balla Lompoa, dan esok harinya usai mengikuti shalat Idul Adha ( 11/8/2019), diadakan upacara allangiri kalompoang, atau pencucian benda-benda utama pusaka kebesaran kebesaran Kerajaan Gowa .Upacara diakhiri dengan prosesi attitele, atau pelepasan hajat. Para keturunan Raja Gowa mengambil air dan darah kerbau untuk dibubuhi pada mahkota.[caption id="attachment_219197" align="alignnone" width="300"]