Agar PLN Gak Kewalahan, Desentralisasi Listrik Jadi Pilihan

Redistribusi listrik (Foto : )

Listrik padam berjam-jam sudah terbukti bikin runyam. PLN dikecam karena telah melakukan pemadaman massal di sejumlah daerah yang banyak menimbulkan kerugian. Desentralisasi listrik bisa menjadi pilihan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Mantan Wakil Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dengan pola desentralisasi maka pengelola listri nasional yaitu Perusahaan Listrik Nasional (PLN) tidak akan kewalahan menanggulangi masalah suplai listrik seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. [caption id="attachment_217733" align="alignnone" width="900"] Mantan Calon Wagub Jawa barat Dedi Mulyadi Usulkan Desentralisasi Listrik[/caption]

Dedi menjelaskan, ada beberapa potensi di Jabar yang menjadi pembangkit tenaga listrik, Jatiluhur menghasilkan listrik, Cirata menghasilkan listrik, Saguling menghasilkan listrik. Seluruhnya ditampung terlebih dulu di PLN. 

"Itu ada di Jabar, namun di tampung di PLN. Ketika satu kutub mati jadi semua mati terdampak, saya ini menjadi bingung," ujar Dedi, kepada wartawan Selasa (6/8/2019). 

Potensi tenaga listrik dari sungai kecil atau embung yang ada di sekitar lingkungan atau suatu daerah bisa dialiri listrik ke rumah yang ada di sekitar daerah tersebut dengan cara mandiri. 

Jadi, kata dia, listrik yang menerangi Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat, misalnya, bisa jadi tak ada kaitannya dengan pembangkit listrik yang dekat dengan rumahnya. "Itulah sentralisasi pengelolaan ketenagalistrikan. Ketika satu kutub mati, semuanya terguncang," katanya. 

Menurut Dedi, sungai besar dapat digunakan untuk produksi listrik skala besar. Kerusakan pada satu instalasi tempat tidak akan berdampak pada tempat yang lainnya, karena mereka dialiri dan dihidupi dari seluruh energi yang ada di lingkungannya.

"Dapat dipastikan kita mendapatkan listrik yang murah dan tidak mengalami gangguan masal. Karena setiap daerah mengelola sistem kelistrikannya sendiri sesuai dengan sumber daya listrik di wilayahnya,"ujarnya.

Potensi energi air di Jawa Barat cukup melimpah. Menurut Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Surya Dharma,  potensi energi air sebagai pembangkit listrik mencapai 85 ribu megawatt. Namun, untuk urusan desentralisasi pembangkit listrik dan pengelolaannya  sangat tergantung kebijakan PLN dan Kementerian ESDM. 

Di kawasan indusri Cikarang, listrik dikelola secara mandir . Jaringan kabel terpisah atau tidak terkoneksi dengan PLN. Praktis,  Saat listrikpadam berjam-jam pada hari Minggu lalu, listrik di kawasan industri tetap menyala. Kegiatan industri tetap berlanjut sedangkan area di luar kawasan industri tetap gelap gulita. Lantas bagaimana  agar layanan publik tidak terganggu?Pemerintah Surabaya sudah mengantisipasi padamnya listrik PLN dengan sumber energi listrik sendiri, diantaranya dengan panel surya.  Pemerintah DKI juga berencana menggunakan lampu jalan dengan panel surya. [caption id="attachment_217734" align="alignnone" width="900"] Ketua Umum METI Surya Dharma. Potensi Energi Air ada 85.000 Megawatt[/caption] Harga panel surya memang relatif jauh lebih mahal tinimbang dengan pembangkit dengan sumber energi lainnya. Jakarta dan Surabaya tidak seperti daerah Jawa Barat yang mempunyai sumber air yang bisa dijadikan pembangkit skala kecil hingga menengah. Pemerintah kota atau provinsi tentu harus memastikan layanan publik tidak terganggu karena gangguan listrik.     | Chairul Achir | Jakarta