antvklik - Kendati intensitas gempa menurun, semburan gas sulfur dioksida yang keluar dari berbagai sudut kawah terus meningkat dengan kandungan gas SO2 atau sulfur dioksida mencapai di atas normal. Peningkatan intensitas gas sulfur yang keluar dari kawah berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Situasi itu juga menyebabkan hewan-hewan liar menunjukkan aktivitas di luar kelaziman dibanding ketika Gunung Tangkuban Parahu dalam kondisi aktif normal. Menyusul penetapan status waspada Gunung Tangkuban Parahu serta semburan gas sulfur dioksida di kawah Ratu, menyebabkan sejumlah kawanan satwa mulai turun gunung.
Seperti adanya kawanan kera atau monyet yang mulai turun gunung yang memiliki ketinggian 1830 m/dpl itu. Tarya,penduduk setempat, mengungkapkan kawanan monyet bergerak ke kaki gunung karena persediaan makanan di habitatnya mulai menipis akibat erupsi.
Seperti diketahui, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Tangkuban Parahu dari level I atau normal menjadi level II atau waspada. Masyarakat diimbau untuk tidak mendekati kawah hingga radius 1,5 km.
Meskipun begitu, PVMBG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan informasi dari PVMBG terkait dengan perkembangan Gunung Tangkuban Parahu. Status Gunung Tangkuban Perahu meningkat karena potensi ancaman erupsi masih ada dan bisa melebihi erupsi sebelumnya. Naiknya status Gunung Tangkuban Parahu menjadi waspada berlaku sejak Jumat (2/8/2018) pagi pukul 08.00 WIB. | Endra Kusumah | Bandung | Jawa Barat |