Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengimbau agar prosesi Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) tidak lagi diwarnai oleh kekerasan. newsplus.antvklik.com - Menurut Nasir, tindak kekerasan akan merugikan dan membuat kegiatan pengenalan kampus dicitrakan sebagai kegiatan yang diisi perploncoan, senioritas, dan hal negatif lainnya. "Ini benar benar saya tekankan Penerimaan mahasiswa baru tidak boleh ada lagi kekerasan, penerimaan mahasiswa baru tidak boleh melakukan kekerasan.
Kalau hal tersebut terjadi, rektor dan direktur politeknik harus bertanggung jawab," ungkap Nasir di Auditorium Kemenristekdikti, Sudirman, Jumat (26/7/2019). Selain itu, melalui surat Edaran Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun 2018, akan diatur kegiatan pengenalan kampus ini agar diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif, sebagai sarana pembinaan dan adaptasi di lingkungan pendidikan tinggi.
Lebih lanjut, sejak tahun 2018 lalu, Kemenristekdikti telah menginstruksikan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau instansi pendidikan lainnya untuk tidak melimpahkan tanggung jawab kepanitian PKKMB kepada mahasiswa atau lembaga mahasiswa. Nasir mengatakan, pengenalan kampus kepada mahasiswa baru dilakukan oleh institusi perguruan tinggi. Tanggung jawab tersebut tidak boleh dilimpahkan ke mahasiswa.
"Catatan saya jangan sampai rektor atau direktur politeknik mendelegasikan tugas PKKMB kepada mahasiswanya. Kalau berkoordinasi silahkan, tapi mendelegasikan dalam PKKMB tidak boleh. Semua harus dikendalikan oleh rektor dan boleh dikoordinasikan dengan kemahasiswaan," ungkap Nasir. Selain itu, Nasir mengharapkan, materi yang akan disampaikan pihak PTN dalam kegiatan PKKMB nantinya dapat menyongsong semangat kompetensi era industri 4.0. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kerja sama dalam diri mahasiswa baru nantinya.
"Dalam pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru, pelaksanaan bentuknya bisa, drama, latihan keterampilan, diskusi, tugas mandiri, penyelenggaraan pameran, permainan , studi kasus atau praktik langsung. Dan kalau bisa berkaitan dengan pemanfaatan media kreatif atau teknologi informasi yang sesuai generasi milenial," pungkas Nasir. | Cendono Mulian - Ahmad Djunaidi | Jakarta |