Seperti yang ditulis SGA dalam kata pengantar buku kumpulan cerpennya, cerita Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi usianya sudah 29 tahun sejak pertama kali selesai ditulis tahun 1990 silam.Seno tergoda untuk menulis tema imajinasi setelah menyaksikan nasib pementasan Teater Koma berjudul Suksesi digusur pemerintah Orba tahun 1990. Bahkan sebelumnya hal serupa juga menimpa seniman besar lainnya, WS Rendra.Drama vs negara, sebut Seno, berkesenian saja kok dimusuhi, seperti bernyanyi di kamar mandi yang dilarang. Lagi, Seno menusukkan pendapatnya.
Konteks Sospol Cerita
Bagi pembaca setia cerpen-cerpen SGA pasti sudah hafal betul pola suguhan ceritanya. Mayoritas cerita cerpen SGA selalu punya sangkutan pada peristiwa besar sosial politiknya. Contoh, cerpen Penembak Misterius yang punya kaitan dengan peristiwa penembakan para preman, residivis kambuhan yang dilakoni oleh “sosok misterius” sebagai bagian dari penertiban.Begitu juga dengan cerpen-cerpen yang terkait dengan rentetan tragedi di Timor Timur (sekarang Timor Leste), dalam cerpen Saksi Mata dan Telinga.Cerita Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi , juga punya konteks realitas peristiwa besarnya, yakni ketika penguasa menggusur kerja kreatif para seniman dijamannya.Tapi yang jadi pertanyaan yang sedikit agak menggangu juga adalah, ketika film ini beredar, maka konteks peristiwa besarnya sudah lewat 29 tahun silam.Memang, menurut SGA pembuatan scenario cerita ini sudah kelar tahun 2000 silam untuk filam layar kaca namun belakangan urung. Kemudian tahun 2005, SGA membuatnya lagi dalam bentuk prosa.Akhirnya, seperti ada rasa film ini “bernyanyi “ sendirian atau sudah terlalu sore untuk “bernyanyi”…Benarkah rasanya begitu ? Penulis: Yosi Mahalawan DenisBaca Juga :