Hasil Survey: Baju Seksi Penyebab Pelecehan Seksual Cuma Mitos

Mariana Amiruddin Komisioner Komnas Perempuan (Foto : )

Hasil survey yang dilakukan oleh koalisi Hollaback, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta dan change.org Indonesia pada akhir tahun 2018 menemukan fakta menarik yang membantah mitos-mitos yang beredar terkait pelecehan seksual. newsplus.antvklik.com - Dari hasil analisa dan survey yang diikuti lebih dari 62.000 orang, mayoritas wanita menjadi korban pelecehan seksual bukan karena menggunakan baju seksi atau menggunakan baju terbuka yang mengumbar aurat.Saat pelecehan terjadi, mereka justru memakai celana atau rok panjang yang cenderung tertutup.Hasil survey juga mengungkap bahwa kebanyakan pelecehan seksual terjadi pada siang hari, yakni sebanyak 35 persen dan sore hari 25 persen. Artinya lebih dari 50 persen pelecehan terjadi pada saat kondisi terang cahaya.Berbeda dengan mitos yang dipercaya selama ini bahwa pelecehan seksual terjadi karena korban berada di luar rumah pada malam hari.Hasil lain menunjukkan bahwa 1 dari 2 korban yang mengalami pelecehan seksual terjadi ketika usianya masih dibawah umur, dimana mayoritas korban mengaku mengalami pelecehan seksual secara verbal atau melalui kata-kata.Komisioner Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin menuturkan, salah satu temuan penting dari hasil survey yaitu reaksi para saksi pada saat terjadi pelecehan seksual di ruang publik.Banyak saksi yang mengabaikan dan malah menyalahkan korban sebagai penyebab pelecehan seksual. Namun tidak sedikit saksi yang membela dan berusaha menenangkan korban setelah peristiwa pelecehan terjadi.Pelecehan seksual di ruang publik bukanlah hal asing bagi perempuan di Indonesia. Berbagai bentuk pelecehan seksual  terjadi di berbagai ruang publik seperti di transportasi umum, institusi pendidikan bahkan di tempat kerja.Sayangnya pelecehan seksual di ruang publik masih dianggap remeh oleh masyarakat, bahkan juga para pengambil keputusan di negeri ini. | Achmad Djunaidi - Johanes Bosco | Jakarta |