Massa yang berbondong sambil menyanyikan lagu-lagu nasional seperti Maju Tak Gentar dan Ibu Pertiwi, dengan atribut kuning dan ondel-ondel serta alunan musik betawi, berjoget dan bernyanyi bersama di sekitar Patung Kuda (Patung Arjuna Wiwaha), Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019).
Mereka membawa sejumlah poster berbahasa Inggris, seperti 'What Do We Want?' JUSTICE. 'When Do We Want It? NOW'. dan 'Hakim MK dibayar Rakyat Untuk Membela Kebenaran dan Keadilan" Sidang di MK pada Selasa (18/6/2019), beragendakan pembacaan jawaban dari KPU, Bawaslu, dan tim hukum Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin atas gugatan yang diajukan pemohon, yakni Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Munik, salah satu massa aksi mengatakan, mereka akan terus menuntut agar hakim MK bisa memberi keputusan sidang se adil-adilnya. "Kami disini melakukan aksi bukan untuk kepentingan politik, bukan untuk bela Prabowo tapi mewakili suara rakyat Indonesia, Aksi Ini Bela Kedaulatan Rakyat," tutur Munik.
Aksi damai bertajuk Gelar Budaya Konstitusi, ingin menyampaikan pesan kepada hakim MK, dengan mengusung nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya Betawi, yakni Ondel-ondel, yang dianggap memiliki nilai filosofis sebagai lambang pemelihara keamanan.
"Sebagaimana diakui oleh Pemerintah Daerah dalam Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2017 tentang Icon Budaya Betawi. Dalam pergub itu, filosofi Ondel-Ondel adalah sebagai perlambang kekuatan yang memiliki kemampuan memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi," jelasTim Advokasi IKB UI-KIBAR, Djudju Purwantoro melalui press release tertulisnya.
Sementara itu, pihak keamanan, menyiagakan kurang lebih 13 ribu pasukan gabungan, untuk menjaga situasi tetap kondusif selama sidang berlangsung. Rekaysa lalu lintas juga dilakukan di jalan sekitaran MK, dengan banyak menutup jalan yang mengarah ke gedung MK.