Pondok Pesantren umumnya Identik dengan santri anak atau remaja usia sekolah hingga tingkat mahasiswa. Namun di Magelang, Jawa Tengah, ada Pondok Peseantren yang para santri dan santriwatinya berusia lanjut, yakni rata-rata usia di atas 60 Tahun. newsplus.antvklik.com – Memang tak ada batasan usia untuk menimba ilmu, seperti yang terjadi di Masjid Agung Payaman, Magelang, Jawa Tengah, saat menyelenggarakan pendidikan, ratusan Santri dan Santriwati yang berusia lanjut nampak bersermangat belajar Agama.
Seperti di pondok pesantren umumnya, para santri berusia sepuh ini, dididik hidup mandiri mulai dari mempersiapkan bekal sahur hingga berbuka puasa, bahkan tempat untuk tidur pun harus berbagi dengan yang lain di dalam serambi masjid.
Di pondok pesantren yang berada di kecamatan Secang, Magelang,Jawa Tengah ini, tidak ada fasilitas khusus seperti Umumnya Pondok Pesantren. Selama bulan suci Ramadan, santri maupun santriwati yang rata rata berusia di atas enam puluh tahun mengikuti berbagai kegiatan keagamaan.
Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah mengikuti kegiatan keagamaan di antaranya pemahaman islam dari isi Al-Quran, pengajia-pengajian dan shalat berjamaah. Para santri sepuh itu mengaku senang bisa bergabung di tempat ini, selain bisa mendekatkan diri dengan Tuhan juga bisa menambah ilmu agama islam, dan mereka berharap diberi ketenangan saat menjalani usia senja.
Masjid Agung Payaman didirikan oleh almarhum Kyai Muhammad Romo Agung alias Mbah Siraj sekitar tahun 1937, dan mulai dijadikan “Pondok Sepuh” sejak tahun delapan puluhan, yang berawal dari sebuah pengajian rutin, dan lama kelamaan para santri bertambah banyak dan entah mengapa umumnya adalah para usia lanjut.
Selama menuntut ilmu di ponpes ini para santri ditarik biaya sebesar lima puluh ribu rupiah, untuk untuk pengganti biaya listrik, air dan kebersihan pondok. Para santri hanya bisa berharap dengan belajar ilmu agama di pondok sepuh payaman ini, diberi ketenangan saat menjalani usia senja. | Eddy Suryana | Magelang | Jawa Tengah |