Bandar Politik disebutkan oleh Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens sebagai penumpang gelap yang ingin memanfaatkan ketegangan Pemilu 2019 ini untuk mengacaukan negara. newsplus.antvklik.com - "Saya kira ini indikasi yang sangat kuat, penumpang gelap ingin memanfaatkan ketegangan pemilu ini," kata Boni, dalam seri diskusi XXVI Merawat Keindonesiaan di Plaza Central, Jakarta, Sabtu (12/5/2019).Namun, kata Boni, keadaan itu bisa diatasi bila seluruh masyarakat menyadari ini bukan persoalan menang atau kalah dalam Pemilu 2019, bukan perkara ada kecurangan atau tidak, tetapi ada penumpang gelap yang ingin memanfaatkan situasi kegalauan politik yang dapat membahayakan eksistensi negara, ideologi negara termasuk eksistensi NKRI itu sendiri."Kepolisian sudah mengungkap ada bukti-bukti teroris JAD, bagian dari ISIS merancang bom untuk mengacaukan saat pengumuman hasil pilpres pada 22 Mei 2019. Saya kira ini indikasi kuatnya," ujarnya lagi.
"Kita harus bersatu. Ini bukan lagi urusan Pak Prabowo melawan Pak Jokowi. Ini sudah urusan negara melawan kekuatan yang ingin menghancurkan republik ini. Jadi seluruh rakyat Indonesia harus bersatu memberikan dukungan dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada aparat keamanan, Polri, TNI, dan BIN, serta KPU dan Bawaslu yang sudah bekerja dengan sangat keras dan mereka mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk kebaikan bangsa ini. Jangan sampai permainan satu dua orang kami sebut sebagai bandar politik, mengacaukan seluruh konstruksi demokrasi dan negara kita," ujarnya pula.Boni mengapresiasi ketegasan Polri yang juga menangkap sejumlah oknum melakukan provokasi kepada masyarakat. Provokasi ini merupakan bagian dari cara kerja bandar politik untuk mengacaukan keadaan menjelang pengumuman hasil pemilu lalu.Ia mengimbau dalam bulan suci Ramadan ini, masyarakat harus menjaga sikap dan tutur kata serta menjamin keamanan dan menerima hasil pemilu apa pun hasilnya demi kebaikan bersama."Siapa pun yang terpilih itu adalah pilihan rakyat Indonesia dan presiden untuk semua. Mari kita hentikan dan tahan diri untuk tidak terprovokasi oleh siapa pun di luar sana yang ingin menggalang massa dan menyerbu KPU. Kita harapkan masyarakat lebih bijaksana dibandingkan para elite politik," ujarnya lagi.| Kukun Yudi Parwanto – Wisnu Tresna Nugraha| Jakarta |