Laju Ajax Amsterdam yang semula tak diperhitungkan di Liga Champions Eropa musim ini, semakin tiidak terbendung. newsplus.antvklik.com - Terakhir, menaklukan Tottenham Hotspurs di kandang sang lawan dengan skor tipis 1-0, di semifinal Leg1 Rabu dinihari (1/5). Gol tunggal dicetak Donny Van De Beek menit 15. Kemenangan tipis ini, memang belum membuat langkah mereka menuju final aman, karena masih ada leg2, 9 Mei mendatang di Belanda. Namun secara psikologis Ajax mampu membuat Tottenham tertekan menghadapi gaya permainan mereka yang sejauh ini sulit dibendung tim manapun di Liga Champions. Selama 90 menit pertandingan, para pemain Tottenham dibuat tak berdaya oleh energi dan determinasi tinggi permainan Ajax, yang tak henti membombardir pertahanan mereka. Anak Anak London, dibuat kebingungan dan kesulitan keluar dari tekanan, membangun serangan yang mengarah ke gawang Ajax. Kemenangan ini juga menjadi rekor baru buat Ajax di Liga Champions Eropa musim ini. Ajax adalah tim yang tak pernah kalah di laga tandang. Hebatnya lagi mereka memulainya dari babak kualifikasi tiga. Sebelum mempermalukan Tottenham 0-1, Ajax menaklukan Reak Madrid 1-4 dan Juventus 1-2 di kandang lawan di fase knock out
“Kami bertarung seperti singa. Ini hasil yang positif, meraih kemenangan di pertandingan away. Secara permainan kualitas tim terjaga dan terus berkembang, bermain fokus, tanpa beban, dan determinasi penuh, seharusnya kami bisa mencetak lebih banyak gol,” ujar Manajer Ajax Erik Ten Hag.Meski menang, mereka tak ingin lengah, karena posisi Ajax belum sepenuhnya aman, Tottenham bisa saja bangkit di pertandingan leg kedua nanti. Kapten Ajax, Matthijs De Ligt menambahkan timnya tumbuh dengan DNA Ajax yang pernah merajai dan menginspirasi kejayaan sepakbola Belanda dengan “Total Football”nya.
“Kami mengenal satu sama dengan dengan baik sebagai tim, tak ada bintang, namun kami menikmati permainan ini, kami tak boleh lengah,” ujar kapten tim berusia 19 tahun ini.Sepanjang 90 menit pertandingan Ajax dengan bintang bintang mudanya seperti David Neres, Donny Van De Beek, Dusan Tadic, Frenkie De Jong, Hakim Ziyech, mampu membuat para peman Tottenham kewalahan menghalau kreasi, energi, dan serangan-serangan bergelombang yang dibangun Matthijs De Ligt Dan kawan kawan. Beruntung hanya satu gol bersarang dari sekian banyak peluang. Ajax memang lebih dominan di leg1, mereka menguasai bola, sehingga leluasa mencari celah untuk menyerang dan bisa mengalirkan kreasi serangan dari mana saja untuk mengecoh lawannya. [caption id="attachment_205844" align="aligncenter" width="300"]
“Kami tentu akan bermain dengan cara dan strategi yang berbeda di pertandingan leg2 nanti di Belanda. Kami kesulitan keluar dari tekanan dan dominasi mereka di babak pertama, namun kami bisa berubah lebih baik di babak kedua,” ujar Mauricio Pochettino, Manajer Tottenham Hotspurs.Yang jelas Tottenham, belum menyerah meghadapai pertandingan leg2. Kesalahan strategi di pertandingan leg1 akan jadi bahan analisa dan evaluasi, meredam agresifitas permainan Ajax.
“Kami tampil dibawah standar menghadapi tim dengan possession yang baik. Kami akan belajar dari kekalahan dan kesalahan, menghadapi leg2 nanti,” komentar pemain Tottenham Christian Eriksen yang mengakui timnya sempat kewalahan di 20 menit pertama. Mereka tak mau kehilangan momentum, bertekad bangkit dan membalas kekalahan dan ingin lolos ke final untuk pertama kalinya.Di pertandingan leg kedua, 9 Mei mendatang, Tottenham akan kembali bisa memainkan penyerang andalannya Son Heung Min yang tak bisa tampil di leg1 karena akumulasi kartu. Ini juga bakal jadi tambahan energi baru. Kerangka skuad Ajax saat ini, hampir sama Ajax musim 2016-2017 saat lolos ke final Liga Europa, namun dikalahkan Manchester United saat dilatih Jose Mourinho. Sanggupkah Pochettino membalik keadaan atau Ajax yang semakin matang dan tak terbendung lolos ke final.? Menarik ditunggu. [caption id="attachment_205847" align="aligncenter" width="300"]