TGB: Siapa pun Pemenang Pilpres 2019, Tetap Bangsa Indonesia Pemenangnya

TGB: Siapa pun Pemenang Pilpres 2019, Tetaplah Bangsa Indonesia Pemenangnya (Foto : )

Tokoh muslim Indonesia, TGH Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) menyatakan, siapa pun yang menang dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 17 April 2019 mendatang, tetap bangsa Indonesia yang menjadi pemenangnya. newsplus.antvklik.com - Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sebuah proses dari negara demokrasi yang harus dilalui dengan kebersamaan dan kegembiraan. Pemilu di Indonesia jangan sampai menyalahgunakan ayat-ayat perang, apalagi menganggap pemilu sebagai perang akhir zaman."Tidak boleh kita gunakan ayat-ayat perang dalam pemilu. Indonesia bukan battle field, bukan medan perang. Pemilu harus menawarkan dan menghadirkan semangat dan menyuarakan kebersamaan," kata tokoh muslim, TGH Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), seusai acara Tabligh Akbar di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Sabtu (23/3).TGB mengingatkan, sekeras apapun dalam persaingan politik, itu harus dimaknai sebagai langkah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dengan mengedepankan visi dan program. Pemilu juga adalah kegiatan dimana masyarakat bisa merefleksikan kehidupan keagamaan.Khazanah keberagaman masyarakat Indonesia, menurut TGB, merupakan aset yang paling mahal. Kalau sampai rusak, maka rusaklah semuanya."NKRI sebagai wadah, sekali hancur, maka umat hancur. Coba lihat di Suriah, terlunta-lunta karena wadahnya lenyap, yakni sebagai kesatuan bangsa. Mari kita proporsional, jangan perkuat kepentingan subyektif kita dalam idiom-idiom yang berlebihan," ujar TGB.TGB juga mengingatkan, siapapun yang menang dalam Pilpres 2019 maka bangsa Indonesia yang menang. "Ini bukan perang, bukan Armageddon, bukan perang akhir zaman. Itu ideom yang terlalu berbahaya," kata TGB.Tabligh Akbar yang dihadiri oleh TGB ini, bertema “Damai Negeriku Maju Bangsaku, Membongkar Batas Imajinary Umat”. Acara digelar oleh komunitas alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), sekaligus  sebagai upaya untuk menjaga hubungan antar masyarakat sebagai bangsa dan negara dalam koridor Islam. (Johannes Bosco Endarto | Jakarta)