Vice President Satria Muda, Ronny Gunawan, memberikan komentarnya jelang final playoff IBL 2018/19, bahwa diprediksi jalannya pertandingan final bakal tidak mudah.
"Pertemuan dengan mereka selalu memacu kami untuk bekerja keras. Stapac kan terkenal mengandalkan kecepatan, sementara Satria Muda dengan pertahanan yang rapat dan pemain-pemain postur tinggi. Jadi final ini pasti seru," kata Ronny Gunawan.
Sementara pelatih Satria Muda, Youbel Sondakh, mengakui absennya pemain asing SM, Jamarr Andre Johnson di final akan mempengaruhi penampilan tim.
"Kehilangan Jamarr tentu akan berpengaruh. Tapi ini jadi kesempatan untuk pemain lokal dan saya yakin pemain lain bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Jamatt," ujar Youbel.
Dari kubu Stapac Jakarta, meski di atas kertas lebih diunggulkan, pelatih Giedrius Zibenas, tidak menganggap timnya ada di posisi yang diunggulkan dan tetap memposisikan diri sebagai underdog pada final IBL 2018-2019.
"Sekarang ini kedudukan Stapac dan Satria Muda 0-0. Hasil pada regular season (musim reguler) sudah tidak dihitung lagi. Hanya mungkin kami harus berlatih keras karena lawan yang kami hadapi adalah tim hebat," kata Giedrius Zibenas pada konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Dalam laga final klasik nanti, pertarungan menarik juga akan terjadi di bawah ring antara big man Stapac, Savon Goodman, melawan raksasa Satria Muda, Dior Lowhor, untuk mengadu ketajaman tembakan tiga angka dari masing-masing pemain di kedua tim. Stapac Jakarta melaju ke final dengan hanya satu kali kalah melawan Bogor Siliwangi saat bentrok pada Seri Semarang, dan mencatat 19 kemenangan beruntun sampai babak semi final.