Kabar dari Singapura, dan Pesan Ani Yudhoyono

Ani Yudhoyono (Foto : )

Kabar sakitnya mantan ibu negara Ani Yudhoyono yang terkena kanker darah mengejutkan banyak orang. Tagar #CepatSembuhBuAni menjadi trending di media sosial. Ini catatan Imelda Sari, Kepala Divisi Komunikasi Politik Partai Demokrat tentang sakitnya Ani Yudhoyono, tentang semangat Ani Yudhoyono tak kunjung padam. Atas seijinnya, Antv menyajikan kembali untuk anda. SEPERTI roll coaster. Mungkin itu kata yang tepat. Sejak Kamis pekan lalu saat pertama kali saya mendengar apa penyebab sakitnya Ibu Ani Yudhoyono. Tak ada kata kata yg bisa saya ungkapkan kecuali berdoa sepanjang jalan. Rapat BPN di Solo saya ikuti dengan hati yang tak karuan.Sabtu sebelumnya saya sudah mendapatkan kabar Ibu dibawa ke Singapura. Saya bingung kenapa hasil observasi dari Tim Dokter belum juga ada hasilnya Senin pekan lalu . Semua seperti menutup informasi. Meski saya ingat pesan Ibu Ani Rabu dua pekan lalu saat ketemu rapat di Mega Kuningan, “Mel jangan lupa turun ke Dapil garap suara Perempuan. “Jumat dua pekan lalu saya di acara Mata Najwa Surabaya pikiran saya tetap bertanya apa yg Sekjen maksud dengan kalimat “sedih sedih sedih.” Saya langsung tancap gas ke Pacitan dan bermalam di sana. Turun ke Dapil seperti pesan Ibu, naik ke desa paling atas di Karangrejo. Break sebentar Minggu dan Senin lalu saya kembali ke Ngawi dan Ponorogo serta Madiun hingga balik ke Solo Kamis malam. Saya ketemu seorang sahabat, “Mel kali ini agak berat. Gw dengernya CA”. I don’t have any words to describe my heart.Saya masih berharap nothing seriously. Hari Minggu saat acara kondangan di Madiun saya ketemu seorang teman yang juga dekat dengan keluarga Bapak. “Mbak iya benar positif CA darah.”Sepanjang jalan Madiun ke Solo dan terbang ke Jakarta hanya hujan deras mengiringi saya di jalan tol. Hati saya seperti terbang, sembari doa kepada Allah apa ya Allah yang menjadi kehendakMu. Biar saya ikhlaskan dan berdoa yang terbaik untuk Ibu tercinta.Banyak sahabat yang bertanya sakitnya Ibu termasuk sahabat di Divisi Komunikasi Politik (Partai Demokrat) dan teman teman sendiri yang selalu bersama saya terdiam dan bilang “semua baik baik saja . Mohon didoakan saja.”Padahal dalam hati rasanya cukuplah saya sendiri yang tahu. Saya tak berani kirim WA langsung kepada Ibu, karena khawatir hanya menambah kesedihan Beliau. Saya menyemangati diri sendiri dan teman teman dengan mengirim gambar gambar Ibu Ani yang selalu bersemangat dan terus menularkan spirit juang yg luar biasa kepada kami kader Perempuan Demokrat .Saat kemarin saya tiba di NUH (National University Hospital) dan dapat kesempatan untuk pertama kalinya bertemu Ibu dari pintu kamar, karena Ibu masih dalam perawatan yang intensif. Saya berusaha tetap tegar, “Bu semangat ya Bu. Ibu Insya Allah pulih.” Ibu menjawab dengan matanya yang berbinar “ semangat Mel” seraya tangannya diangkat dan dikepalkan.Saya lega lihat mata Ibu berbinar dan tetap bersemangat. Mas Ibas dan Mas Agus serta Bapak tampak tabah. Pak Aulia Pohan dan Ibu juga tampak ada mendampingi Selasa.Keluar dari kamar dada saya sesak menahan rasa. Kemarin saya tahu Pak JK menelepon Pak SBY. Pak Ryamizard Ryacudu, Nachrawi Ramlie, Supriyadi dan Romulo Simbolon angkatan 73 Cadaka Dharma datang memberikan dukungan pada Pak SBY dan Ibu Ani Yudhoyono.Selasa malam Pak SBY ceritakan pada kami kondisi Ibu kepada saya, Bang Andi Mallarangeng, Andi Arief, Rasyid dan Renanda Bachtar.Pak SBY pagi tadi didampingi Pak Hatta Radjasa, putuskan untuk me jelaskan kondisi Ibu Ani kepada masyarakat melalui rekaman video pada hari Rabu ini. Tadi sore Ibu dipindahkan ke ruangan yg jauh lebih steril untuk perawatan yang lebih intensif. Untuk menjaga kondisi Ibu Dokter melarang ada yg me jenguk untuk sementara waktu.Bapak hari ini yang justru membesarkan hati kami semua setelah berkonsultasi dengan Tim Dokter Kepresidenan dan Tim Dokter NUH. “ Insya Allah ada jalan Mel”.