Pembulian bukan hanya terjadi di dunia anak-anak saja, di pentas politik, juga ada bully dan biasanya terjadi antar pesaing, dalam sebuah konsestasi, seperti di tahun politik saat ini. Newsplus.antvklik.com- Bullying atau perundungan dalam jagat politik, kerap dilakukan pihak-pihak tertentu, dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019. Perundungan kerap terjadi pada kedua pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1 dan nomor urut 2. Namun Calon Wakil Presiden RI 2019 Sandiaga Salahuddin Uno misalnya, merasa tidak terpengaruh dengan Perundungan yang kerap menimpa dirinya, dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019. Menurut Sandi, jiwanya sudah ditempa sejak masih sekolah di Pangudi Luhur (PL) Jakarta, yang terkenal sebagai sekolah laki-laki. "Di PL kami berteman, kami belajar berteman. Meski berbeda pilihan kita tetap berteman. Belajar dibully. Jadi kalau sekarang dibully, ya tidak ada apa-apa," ujar Sandiaga Uno, saat bertemu dengan Alumni Pangudi Luhur di Jakarta, Rabu (13/2/2019). Sandi menuturkan, saat masih sekolah di PL, pernah menerima perundungan yang cukup membuat jiwanya menjadi sosok yang tangguh. "Dulu saya pernah di acara jambore dihukum menggunakan pakain daster tiga hari. Hukuman-hukuman itu yang membuat kita kuat. Itulah yang membuat kita tidak baperan," kenangnya. Pada kesempatan itu, Sandi juga meminta seluruh alumni PL untuk tidak terpecah belah dalam situasi pesta demokrasi saat ini. "Saya tidak mau almamater yang saya banggakan ini terpecah. Jangan juga mencemooh pihak lain. Persaudaraan harus nomor satu, tapi kalau pilpres nomor?," tanya Sandi, yang langsung disambut oleh oleh alumni PL dengan meneriakkan 'dua'. | Sandy March | Don Bosco |
Kontestasi Pilpres 2019, Sandiaga Uno: Sudah Kebal Dibully
Rabu, 13 Februari 2019 - 17:27 WIB
Baca Juga :