Newsplus.antvklik.com - Balai Besar Jalan Nasional Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Wilayah Jawa Bali akan membentuk tim gabungan terdiri dari ahli geologi, polisi dan Dinas Pekerjaan Umum untuk meneliti dampak amblesnya tanah di lokasi proyek pengembangan bangunan Rumah Sakit Siloam, Jalan Raya Gubeng, Surabaya, terhadap sejumlah gedung yang berada di sekitar lokasi kejadian.Kepala Balai Besar Jalan Nasional Direktorat Jendral Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ketut Wahana, mengatakan ada sejumlah gedung yang terkena dampak cukup parah, diantaranya seperti Gedung Bank BNI. Gedung ini mengalami penurunan tanah di bagian depan halamannya hingga sedalam 10 cm. Sedangkan untuk bangunan lainnya, masih dilakukan penelitian.“Secara geologi, kita tahu ya deket dengan Sungai Brantas atau Kali Mas ya di sekitar sini. Barangkali tanah ini (Jalan Gubeng) bekas endapan-endapan Sungai Purba yang tidak terkopaksi dengan bagus, kemudian hilangnya air dan tidak adanya daya ikat yang sangat bagus sehingga bergerak dan runtuh,” jelas Ketut Wahana.“Tanah yang collapse artinya runtuh tiba-tiba. Secara teori ada 3 penyebab, yang pertama adalah secara alamiah. Biasanya disebabkan karena gempa, kemudian ada patahan yang berat dan terbuka lalu runtuh tiba-tiba. Penyebab kedua dikarenakan aktifitas manusia yang melakukan pertambangan atau konstruksi. Lalu penyebab ketiga, adanya penyedotan air tanah secara berlebihan sehingga daya kohesi atau ikat tanah tidak ada atau kosong, kemudian kritis dan runtuh tiba-tiba,” katanya.Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya sedang melakukan observasi lebih dalam untuk mengetahui penyebab amblasnya Jalan Gubeng, apakah karena faktor alamiah atau ada campur tangan aktifitas manusia.“Pembangunan proyek itu harus memperhatikan daya dukung tanah, apakah kuat menyangga kontruksi diatasnya. Kemudian bagaimana karakter dan posisi air tanah. Itu perlu diperhatikan dalam pembangunan konstruksi,” terang Ketut Wahana.Sementara di lokasi, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya terjun membantu proses evakuasi dan penyisiran. Menurut Kepala Operasi Basarnas Surabaya Al Amrad, pihaknya masih menunggu identifikasi lebih lanjut sebelum terjun ke bawah, mencari kemungkinan adanya korban selain 2 alat berat dan 1 mobil yang ikut terperosok. Identifikasi, mengenai kondisi tanah yang masih labil.Lubang besar menganga, mulai dari lokasi proyek pengembangan Rumah Sakit Siloam hingga memutus badan Jalan Raya Gubeng sehingga tidak bisa lagi dilewati kendaraan bermotor. Sejumlah polisi melakukan sterilisasi di sekitar amblasnya tanah, dengan mendirikan pagar seng untuk menutupi jalan yang amblas.Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Luki Hermawan mengatakan terhitung mulai hari ini, seluruh akses menuju ke Jalan Gubeng Raya, ditutup total dan dialihkan ke Jalan Kertajaya, Dinoyo, Ngagel dan Keputran, menuju Jalan Pemuda, Surabaya.Diungkapkan Luki, hari ini ada 5 orang saksi dan sejumlah pihak diperiksa oleh petugas Polrestabes Surabaya, terkait proyek pembangunan basement Rumah Sakit Siloam Hospital. Diantara mereka merupakan pekerja dan pengawas proyek serta kontraktor. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui penyebab amblasnya Jalan Gubeng Raya yang terjadi semalam, Selasa (18/12).Ia menambahkan bahwa pada Februari 2018 lalu, tim ahli sudah menyampaikan peringatan tentang adanya rongga-rongga dalam tanah yang mengeluarkan air disaat proses penggalian.Hingga kini, belum ditemukan adanya korban jiwa. Laporan Sandi Irwanto dari Surabaya
Jalan Gubeng Amblas, Dirjen Bina Marga Bentuk Tim Peneliti Gabungan
Rabu, 19 Desember 2018 - 15:26 WIB
Baca Juga :