www.antvklik.com - Selama dua pekan gempa bumi terus menerus mengguncang wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Akibat guncangan gempa ini, ribuan warga masih bertahan di posko pengungsian yang dibangun oleh pemerintah setempat. Jumlah pengungsi sempat berkurang, namun kembali bertambah setelah Kamis (8/11) gempa dengan kekuatan 5,5 pada skal Richter kembali mengguncang wilayah Mamasa dan dirasakan hingga di wilayah Polewali Mandar, Sulawesi Barat.[caption id="attachment_171478" align="alignnone" width="300"] Gempa masih terjadi, warga takut pulang ke rumah [/caption]Tidak kurang dari 8000 warga Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, masih bertahan di posko pengungsian yang tersebar di sejumlah titik dan kecamatan. Untuk di pusat Kota Kabupaten Mamasa yang menjadi posko induk, saat ini masih dihuni sebanyak 1900 jiwa.[caption id="attachment_171479" align="alignnone" width="300"] Petugas posko pengungsi Mamasa, Sulawesi Barat [/caption]Selain diposko induk, ada tujuh lagi lokasi pengungsian yang dihuni ribuan warga. Para pengungsi ini masih khawatir kembali ke rumah, lantaran gempa bumi dengan skala kecil masih terus terjadi. Sebelumnya jumlah pengungsi sempat berkurang hingga 4000 jiwa, namun bertambah kembali setelah ada gempa susulan dengan skala 5,5 Skala Richter yang dirasakan hingga di Kabupaten Polewali Mandar, Majene dan Mamuju.Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mamasa juga telah merilis kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa yang terjadi selama dua pekan. Rumah yang rusak ringan sebanyak 153, rumah rusak sedang sebanyak 26, sementara yang rusak mencapai 19 unit. Untuk fasilitas umum kategori rusak berat mencapai 27, sementara rusak sedang 4 unit dan rusak ringan sembilan unit.Masa tanggap darurat pengungsi berakhir pada Jumat ini (16/11). Pemerintah akan kembali melakukan evaluasi terkait masa tanggap darurat, apakah masih akan diperpanjang atau tidak, mengingat jumlah pengungsi masih mencapai 8000 ribu jiwa.Laporan Rasman Abdul Rahman dan Rizal Tangdiraba dari Mamasa, Sulawesi Barat.