Pendampingan psikologis terhadap keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air masih terus dilakukan.
Pendampingan psikologis seperti trauma healing terus diupayakan, terutama untuk menghadapi kondisi jenazah yang tidak dalam kondisi utuh.
Keluarga korban menunggu hasil identifikasi di RS Polri. Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kombes Pol. Edy Poernomo mengatakan, pihak rumah sakit terus melakukan pendampingan psikologis terhadap keluarga korban.
“Pihak Rumah Sakit Polri juga membuka posko pendampingan psikologis yang berada di Gedung Promoter RS Polri, “ kata Kombes Pol. Edy Poernomo.
Pendampingan terus dilakukan, seperti melakukan trauma healing kepada keluarga korban, terutama keluarga dekat seperti orangtua atau anak korban.
Trauma healing dilakukan terutama untuk menghadapi kondisi jenazah yang ditemukan tidak dalam kondisi utuh.
Sementara untuk trauma healing terhadap anak-anak, dilakukan dengan didampingi pihak keluarga.
“Pendampingan terhadap keluarga korban dilakukan selama 24 jam. Agar keluarga korban bisa menerima sebagaimana adanya, karena jenazah korban tidak ada yang utuh, “ ujar Kepala Instalasi Forensik RS Polri, Kombes Pol. Edy Purnomo.
Hingga kini keluarga korban masih terus berdatangan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Hingga Kamis petang (1/11) jumlah kantong jenazah yang diserahkan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati berjumlah 61 kantong.
Di dalam kantong-kantong ini terdapat body part atau bagian-bagian dari tubuh korban yang tidak utuh lagi, yang selanjutnya akan diidentifikasi di RS Polri. Laporan Simon Tobing dari Jakarta