Lion Air Beri Rp 5 Juta Setiap Keluarga Korban Lion Air

Dana Taktis Korban Lion (Foto : )

Maskapai penerbangan Lion Air akan memberikan uang di luar kompensasi kepada keluarga korban pesawat jatuh, senilai Rp 5 juta kepada keluarga korban Lion Air.

Uang yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan mereka selama menunggu proses evakuasi dan identifikasi korban. " Kami akan memberikan uang Rp 5 juta kepada setiap keluarga korban," ujar Ramaditya Handoko, staff Humas maskapai Lion Air, di Posko Lion Air Crisis Center di Hotel  Ibis Cawang, Selasa (31/10/2018).

Pihak Lion Air akan memberikan uang sebesar Rp 25 juta untuk keluarga korban yang jenazahnya sudah ditemukan, uang tersebut untuk biaya pemakaman jenazah nantinya.

Semua uang tersebut di luar kompensasi wajib yang menjadi hak keluarga korban, seperti asuransi jiwa. "Ini semua di luar klaim asuransi kita, " ujar Ramaditya.

Di luar uang tersebut, pihak Lion Air membiayai segala kebutuhan keluarga korban Lion Air, mulai dari hotel dan makanan.

Hingga Rabu malam 31/10, terdata semua keluarga penumpang yang berjumlah 181 penumpang korban Lion Air JT 610, telah melapor ke Crisis Center Lion Air.

Namun baru 41 pihak keluarga penumpang yang mengajukan klaim uang akomodasi sebesar Rp 5 juta.

Akan tetapi banyaknya anggota keluarga korban yang berdatangan di hotel ibis Cawang, ada keluarga korban yang tidak tertampung.

Sugiarto, ayah dari Korban Muhammad Riyadi (29), mengaku sudah dua hari menginap, dan baru melapor ke posko Crisis Center Lion Air di Ibis Cawang. "

Saya sudah dua hari nginap di hotel lain, saya baru melapor disini, belum dapat kamar," ujar Sugiarto.

"Saya malah gak tau kalau ada kompensasi 5 juta. Saya lihat diberita ada posko disini, baru saya lapor. Entah Sampai kapan saya disini, padahal semua proses sudah, tes DNA saya sudah.

Dari seratus lebih kantung jenazah, tidak ada satupun merupakan anak saya," ujar Sugiarto Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin pagi.

Pesawat itu mengangkut 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi, serta 2 pilot dan 6 awak pesawat lainnya. Laporan Sandy March dan Achmad Junaedi