24 Kantong Jenazah Tiba di RS Polri Said Sukanto Kramat Jati

24 Kantong Jenazah Tiba di RS Polri Said Sukanto Kramat Jati (Foto : )

www.antvklik.com - Dua puluh empat kantong jenazah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Puluhan kantong ini, tidak hanya berisi jasad korban pesawat Lion Air JT 610 saja, tetapi juga memuat property pesawat dan barang-barang milik penumpang.Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan proses identifikasi 24 kantong jenazah yang dilakukan di Posko Post Mortem Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto tersebut, merupakan hasil pencarian di Teluk Karawang, Jawa Barat. Proses identifikasi membutuhkan waktu 4 hari – 5 hari kedepan, dengan mencocokan DNA dan keterangan dari keluarga korban.“Dua puluh empat body pack (kantong jenazah) itu bukan berarti isinya 24 jenazah. 1 body pack itu bisa beberapa jenazah karena memang kondisi korban ketika ditemukan sudah hancur tercerai-berai, tulang-tulang sudah lepas, sehingga upaya-upaya yang dilakukan oleh tim pencarian dan evakuasi yang dihimpun di Kerawang dan dikirim ke sini (RS Polri Said Sukanto) ada 24 body pack. Saya lihat ada potongan tubuh bayi, saya tidak tahu jumlahnya ada berapa. Sebagian besar korban berusia dewasa. Ada juga material sepatu,” kata Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto, saat Konferensi Pers di RS. Bhayangkara Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/10).Dijelaskan Ari Dono Sukmanto, Polri mengerahkan sebanyak 651 personil untuk proses pencarian korban pesawat jatuh Lion Air JT 610. Aparat polri tersebut terdiri dari Penyelam Polair, Brimob Polda Metro Jaya dan tim evakuasi. Selain itu, juga dikerahkan 7 kapal dan 3 helikopter.“DNA, supaya orangtua atau pun daripada anak, kemudian kita pisahkan, kita identifikasi oleh ahli forensik satu persatu, pengelompokan, kemudian kalau kita sudah bisa temukan maksimal daripada bagian-bagian dari tubuh, kita gabungkan,” jelas Ari.Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komjen Ari Dono Sukmanto menyempatkan bertemu dan menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada para keluarga yang masih menunggu kondisi kabar anggota keluarga mereka.Untuk memulihkan psikologi kepada keluarga korban, Kepolisian bersama Tni dan Ahli Psikologi, mendirikan Posko Trauma Healing di Ruang Sentra Visum dan Medikologi RS. Bhayangkara Said Sukanto Kramat Jati, Jakarta Timur.Sementara di lokasi yang sama, Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan seluruh jenazah yang ada di permukaan perairan Tanjung Kerawang, telah diangkat. Hingga kini masih belum ada penemuan jenazah lagi.Berdasarkan Standart Operasional Prosedur (SOP), lamanya waktu pencarian adalah 7 hari. Namun bila masih ada jenazah yang belum ditemukan, waktu pencarian akan ditambah menjadi hingga 10 hari kedepan, bahkan lebih, bila masih memungkinkan.“Kalau yang di atas permukaan semua sudah diambil pakai alat Multi Beam Echo Sounder yang dipakai untuk mencari Kapal Motor Sinar Bangun. Penyelaman tetap dilakukan karena bagaimana pun kita perlu orang yang ada di bawah perairan Tanjung Karawang,” ujar Muhammad Syaugi.Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi menyebutkan telah menerima 185 data Ante Mortem dan 70 DNA dari pihak keluarga korban.“Kami sudah menghimbau kepada keluarga korban untuk datang kesini membawa keterangan Ante Mortem, medical, rekam gigi, foto terakhir. Kami akan melaksanakan proses identifikasi paling mungkin dengan DNA, karena tidak ada sidik jari dan gigi. Setiap harinya sekitar Pukul 15.00 WIB, Tim DVI akan mencocokan data Ante Mortem dari keluarga korban dan Post Mortem yang ada di kamar jenazah. Hasil identifikasi akan keluar setelah empat hingga delapan hari ke depan,” jelas Arthur. Laporan Alfia Sudarsono, Achmad Junaidi dan Simon Tobing