Meutya Hafid: Menyakitkan Perempuan Digunakan Dalam Narasi Kebohongan

Meutya Hafid (Foto : )

Penggunaan perempuan dalam narasi kebohongan dalam kasus Ratna Sarumpaet adalah menyakitkan kaum perempuan itu sendiri.

"Sebagai politis perempuan hal yang paling menyakitkan bagi saya dari kejadian kemarin adalah bagaimana kata perempuan digunakan dalam narasi kebohongan publik yang dibangun," kata Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kemenangan Nasional Jokowi Maruf Amin, Meutya Hafid.

Meutya merasa menjadi korban kebohongan itu. Menurutnya, seharusnya sebagai perempuan harus berjuang meningkatkan harkat dan martabat. Menurut Meutya Hafid, narasi perempuan itu digunakan untuk merebut simpati.

"Kata perempuan itu digunakan baik dalam konpers pak Prabowo maupun di sosial media, digunakan untuk menggugah simpati publik kepada sebuah kebohongan, atau sesuatu yang tidak diyakini kebenarannya,"katanya.

Meutya memberikan contoh penggunakan diksi dengan membawa nama perempuan."Kasian ini perempuan dan lain-lain,"katanya.

Kejadian kemarin (Kasus Kebohongan Ratna Sarumpaet, red) juga merupakan kemunduran, dalam kerja dan perjuangan membawa harkat dan martabat perempuan, terutama di politik, "Karena pelaku dan banyak korbannya perempuan.

Bahkan  mencatut nama-nama pahlawan perempuan, untuk meminta masyarakat bersimpati dengan kebohongan,"katanya. Meutya Hafid menunjuk Hanum Rais yang memekai Cut Nya Dien untuk membuat simpati pada Ratna Sarumpaet.

Hanum Rais, sebelumnya memang ikut menyebarkan kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet. "Dua pendekar wanita Indonesia yang keberaniannya sungguh diatas rata-rata.

Bu Neno Warisman dan Ibu Ratna Sarumpaet. Penganiayaan terhadapnya, penyiksaan, justru akan menumbuhkan ribuan Neno dan Ratna," tulisnya pada 2 Oktober lalu. Menurut Hanum. "Beliau buat saya dia adalah Cut Nyak Dien masa kini. Kartini masa kini."

Belakangan Lewat serangkaian cuitan di akun Twitter-nya pada Rabu (3/10/2018), Hanum Rais memohon maaf karena kekeliruannya ini. "Memohon maaf adalah ajaran besar dalam Islam ketika kita berbuat keliru.

Saya secara pribadi mohon maaf atas kecerobohan dlm mengunggah berita meski telah bertabayyun pada ibu Ratna S langsung,hinggapada akhirnya yg bersangkutan telah mengaku berbohong. #KebohonganRatna," tulis Hanum Rais.