Polda Gorontalo menggelar sosialisasi program "3 Pilar" kepada masyarakat tentang bahaya paham radikalisme dan informasi hoax, agar tidak semakin berkembang. Sejumlah tokoh masyarakat, Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) TNI AD, terlibat dalam sosialisasi ini.
Dengan begitu diharapkan nantinya masyarakat, bisa turut membantu aparat keamanan dalam memerangi radikalisme. "Selain sosialisasi secara langsung, kami juga mempunyai program Kamandahan, dimana anggota kami berkeliling selama 13 hari non-stop ke desa-desa untuk sosialisasi mengenai radikalisme dan mereka menginapnya di masjid-masjid yang disinggahi,” ujar Kapolda Gorontalo Brigjen Rachmad Fudail.
Survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menempatkan Gorontalo di urutan kedua, setelah Bengkulu, sebagai salah satu daerah yang rawan akan ancaman.
Salah satu faktor, Gorontalo berada di tengah-tengah antara Poso dan Filipina, yang memungkinkan disusupi oleh kelompok radikal. Laporan Emzy Ardiwinata dari Gorontalo