Dibujuk Jimly Asshiddiqie, Akhirnya Agustinus Turun dari Papan Reklame

Dibujuk Profesor Jimly Asshiddiqie, Akhirnya Agustinus Turun dari Papan Reklame (Foto : )

www.antvklik.com- Agustinus Woro, pria pemanjat papan reklame di perempatan jembatan fly over Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang berada di atas papan iklan sejak dua hari lalu, akhirnya Kamis (13/9) sore, mau turun, dijemput oleh petugas Light Resque Pemadam Kebakaran, dengan mengikatkan tali ke tubuhnya. Agustinus mau turun setelah ia dibujuk oleh Profesor Jimly Asshiddiqie. Melalui alat pengeras suara, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu akan membantu menyelesaikan masalahnya. “Karena pesan dari Bapak Agustinus yang sudah dimuat di media massa, dia mau turun dari atas (papan reklame) kalau saya atau Pak Merdeka Sirait atau Pak Mahfud, datang. Rabu (13/9) malam saya tahu dan diperkirakan mungkin yang lainnya tidak bisa, ya sudah saya datang. Alhamdulillah setelah kita yakinkan bahwa sesuai dengan permintaannya saya datang, sesuai dengan yang dia sebut maka dia sudah bersedia untuk turun dengan baik-baik. Tadi kami sudah berbicara, dia mengungkapkan masalah yang dialami sekian tahun, 2016 (kasusnya) sampai sekarang keponakannya meninggal tidak ada kejelasan, apa dibunuh atau tidak. Dia sudah lapor kemana-mana, ke Polisi dan TNI sudah, karena ini melibatkan juga oknum tentara di daerah dan terakhir sudah juga ke Komnas HAM, tapi tidak ada kunjung penyelesaian. Nah ini ekpresi kekesalan beliau. Tidak boleh ada seorang pun warga negara yang gelap mata karena tidak mendapatkan keadilan,” jelas Jimly Asshiddiqie. [caption id="attachment_144366" align="alignnone" width="300"] Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie memeluk Agustinus yang mau turun dari atas papan reklame.[/caption] Sebelum turun, Agustinus melemparkan surat permohonan pengungkapan kasus kematian keponakannya bernama David Natalis Elopere, yang ditujukan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia. [caption id="attachment_144360" align="alignnone" width="300"] Surat Agustinus, memohon penuntasan kasus keponakannya yang tewas.[/caption] Surat itu dilemparkan Agustinus dari atas papan reklame dan diterima oleh anggota polisi. Dalam suratnya, ia menyebutkan bahwa keponakannya yang duduk di bangku kelas 2 SMK Sanjaya Bajawa, Nusa Tenggara Timur, dinilai oleh Agustinus, meninggal tak wajar ditangan seorang oknum TNI, anggota Babinsa Kodim Ngada. [caption id="attachment_144362" align="alignnone" width="300"] Surat Agustinus, memohon penuntasan kasus keponakannya yang tewas.[/caption] Setelah sampai dibawah, Agustinus langsung dibawa petugas ke Pos Lantas terdekat dari lokasi papan reklame, untuk berbicara langsung dengan Jimly, yang akan menolong menuntaskan kasus kematian keponakannya yang meninggal di kampung halamannya pada 2016 lalu, salah satunya dengan mempertemukan ia dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).   Laporan Simon Tobing dari Jakarta.