68% Jemaah Haji Beresiko Tinggi Pada Kesehatan Yang Ada Sejak Di Tanah Air

68% Jemaah Haji Beresiko Tinggi Pada Kesehatan Yang Ada Sejak Di Tanah Air (Foto : )

www.antvklik.com - Data tim kesehatan haji menunjukkan bahwa sampai Minggu (29/7) petang Waktu Arab Saudi sebanyak 80.973 jemaah haji dari 201 kloter telah tiba di Tanah Suci. Dari jumlah tersebut 68,77 pesen atau 55.685 orang di antaranya jemaah dengan risiko tinggi kesehatan. Ini dilihat di antaranya dari jemaah yang umurnya lebih dari 60 tahun dan penyakit yang telah ada sejak di Tanah Air. 

Tim liputan antv, Ihsan Salam, dari Arab Saudi mlaporkan bahwa Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menegaskan, "Tingginya jemaah dengan risiko tinggi merupakan fakta yang tidak bisa dipungkiri. Karena memang demikianlah kondisi kesehatan jemaah kita yang mayoritas sudah usia lanjut, sudah disertai dengan penyakit penyerta."

Menurut Eka Jusuf Singka, fakta ini harus dihadapi bersama-sama. Tidak hanya melalui pendekatan kesehatan saja tetapi pendekatan yang komprehensif. Semua pihak harus sepakat bahwa jemaah haji harus terlindungi agar dapat menjalankan ibadahnya sampai tuntas dan kembali ke Tanah Air menjadi haji mabrur.

Eka Jusuf Singka menambahkan, kita harus prorakyat, harus projemaah. "Saya mengajak semua pihak untuk mensukseskan program kesehatan jemaah haji yang merupakan bagian dari upaya perlindungan jemaah secara menyeluruh. Kita sebagai petugas haji harus memiliki satu target. Satu kepentingan, yaitu melindungi jemaah haji."

Kepada jemaah Kepala Pusat Kesehatan Haji mengingatkan jemaah untuk menghemat tenaga menjelang Armina."Jangan memaksakan diri untuk beraktivitas yang tidak penting. Cukup istirahat. Jaga pola makan, dan banyak minum."

Sementara itu, hingga hari ke 13 penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi, pelayanan kesehatan jemaah diberikan di 3 tempat, yaitu di kloter oleh Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), di bandara oleh Tim Mobile dan di Klinik Kesehatan Haji Indinesia (KKHI). Adapun total rawat jalan oleh TKHI sebanyak 22.059 orang (20.564 orang di Madinah dan 1.495 orang di Mekah) dan total rujukan sebanyak 273 orang (252 orang di Madinah dan 21 orang di Mekah).

"Diagnosa penyakit terbanyak rawat jalan adalah hypertension sebanyak 3.727 orang," kata Eka Jusuf Singka. Tim Mobile di Bandara mendata 160 jemaah mengalami masalah kesehatan.

Di KKHI Madinah menerima 14 rujukan merawat inap 41 jemaah dan merujuk 21 jemaah ke RSAS. Sementara di KKHI Mekah telah menerima 10 pasien, masih dirawat inap 7 jemaah, dan merujuk 14 jemaah ke RSAS.

Untuk mengingatkan jemaah senantiasa menjaga kesehatannya, Tim Promotif Preventif (TPP) telah memberi penyuluhan kepada 201 kloter.

"Penyuluhan mulai diberikan ketika jemaah tiba di bandara, di bus, pemondokan, dan di Masjid Nabawi setelah salat subuh," kata Eka Jusuf Singka.

Penyuluhan diberikan agar jemaah selalu menggunaakan alat pelindung diri (APD) lengkap setiap beraktivitas di luar pemondokan. APD yang dianjurkan meliputi penggunaan payung, kacamata hitam, masker, semprotan air, dan sandal.

Untuk payung dan kacamata, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 204 ribu buah yang diberikan kepada semua jemaah haji. Sedangkan masker, sandal dan semprotan air masing-masing berjumlah 20.400 atau 10 persen dari jumlah jemaah, dibagikan kepada jemaah yang kedapatan tidak memakai masker, semprotannya rusak atau hilang, dan tidak memakai alas kaki.

Selain itu, TPP juga mendistribusikan dan memasang poster dan banner berisi pesan-pesan kesehatan. Pemasangan dilakukan di sektor-sektor dan di pemondokan yang banyak dilalui jemaah.

"Sampai hari ini sebanyak 15 jemaah wafat. Penyebab wafat terbanyak dipicu oleh penyakit jantung (11 orang). Lokasi wafat terbanyak di pemondokan sebanyak 6 orang," kata Eka Jusuf Singka.

Eka Jusuf Singkaa mengingatkan jemaah untuk selalu menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji nanti. "Haji itu Arafah. Siapkan tenaga supaya bisa ibadah maksimal."