Kejadian Luar Biasa ( KLB) kembali terjadi, Bencana Kelaparan di Pedalaman Pulau Seram, Maluku tepatnya di kaki Gunung Murkele Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) Provinsi Maluku. Kejadian Luar Biasa (KLB) bencana kelaparan akibat kekurangan bahanpangan lokal yang melanda Komunitas Adat Terpencil (KAT), Suku MausuAne di Petuanan Negeri Maneo Rendah di pedalaman Pulau Seram. Dari informasi yang diterima ANTVKlik dari BPBD Maluku Tengah,Kejadian Luar Biasa menyebabkan tiga warga suku mausu ane meninggaldunia akibat kelaparan. Bencana Kelaparan ini telah terjadi sejaktanggal 7 juli lalu. Tiga jiwa yang meninggal dua diantaranya adalahbalita dan seorang seorang lansia. Kekurangan bahan makanan menyebabkan sekitar 170 jiwa warga yangbermukim di kawasan pegunungan Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengahini menderita bencana kelaparan. Komunitas terpencil yang terdiridari 75 dewasa, 60 Lansia dan 35 anak balita kini tidak mendapatkanmakanan yang cukup, sehingga terserang penyakit. Dua orang balita danseorang lansia meninggal dunia akibat bencana kelaparan itu.[caption id="attachment_122319" align="aligncenter" width="1280"] Bencana Kelaparan di Pedalaman pulau seram Maluku [/caption]“Mayarakat yang meninggal dunia tiga orang, satu orang Lansia dan duaorang anak balita. Mereka meninggal pada 7 Juli lalu. Kondisimasyarakat mengalami busung lapar dan gangguan kesehatan. Masyarakatmengalami kekurangan bahan pangan,” kata Kepala Seksi Logistik BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku tengah Syahril Tuakiasaat diwawancarai via handphone. Senin (23/7/2018) malam. Dalam hasil wawancaranya kepada ANTVKlik, Tuakia menyatakan bencanakelaparan terjadi karena warga tidak bisa makan hasil kebun karenadimakan hama seperti tikus dan babi hutan. Stok makanan yang tersediapun makin lama berkurang. Itu lantaran adanya hama tikus yang memakanhabis semua. Hasil kebun yang ditanam warga di dalam hutan perlahan habis. Stokmakanan mereka pun kian terbatas selama dua minggu belakangan. Syahrilmengatakan dari pengakuan warga, mereka bertahan hidup denganmengonsumsi sumber makanan lain. Seperti dedaunan dan akar rotan“hasil kebun warga, Ubi ubian yang ditanam ludes dimakan tikus, Belumlagi hama babi hutan” Ungkap Tuakia. Hingga kini, Warga Suku terasing di Pulau Seram, Maluku ini masihmenantikan Pertolongan dari Pemerintah setempat. Selama kurang lebih dua minggu atau sejak awal Juli 2018, 45 kepalakelurga (KK) dengan 175 jiwa warga adat Mausu Ane ini hidup nomadendengan bencana kelaparan. Secara geografis, Suku Mausu Ane menempatitiga lokasi terpisah di bantaran tiga sungai. Yakni di Sungai Kobi,Laihaha dan Tilupa. Suku Mausu ini juga memiliki tradisi berpindah lokasi jika terdapatanggota komunitas yang meninggal dunia. Tak heran jika lokasi tinggalmereka sulit dijangkau sebab tersebar di dalam hutan. (Christ Belseran)Laporan Christ Belseran dari Pulau Seram, Maluku