Kemacetan saat berangkat dan pulang kerja menjadi momok bagi warga kota-kota besar dunia. Waktu dan tenaga terbuang sia-sia di jalan. Belum lagi stres gara-gara macet yang menggila.
Namun sebentar lagi kemacetan di jalan raya mungkin dapat menjadi cerita masa lalu. Kini sejumlah perusahaan dunia berlomba membuat mobil anti macet. Disebut anti macet karena tak akan menghadapi padatnya lalu lintas di jalan.
Caranya adalah dengan membuat mobil yang dapat terbang seperti pesawat atau helikopter.
Sejumlah perusahaan sudah membuat prototipe dan uji coba mobil anti macet mereka dalam beberapa tahun terakhir. Tak sedikit di antara perusahaan itu yang sukses uji coba dan mulai memasuki tahap produksi massal. Karena itu mereka sudah berani menerima pesanan dengan janji mobil terbang akan dikirim tahun depan. Dimensi PAL-V tak beda jauh dari mobil biasa (courtesy PAL-V)
Seperti mobil terbang PAL-V buatan perusahaan asal Belanda yang sudah membuka inden tahun ini. PAL-V diklaim dapat mencapai kecepatan maksimal 160 km/jam di jalan raya dan 179 km/jam saat mengudara. Radius terbangnya mencapai 560 km di ketinggian jelajah 3.300 meter dari permukaan Bumi.
Namun untuk mengubah PAL-V, dari jalanan hingga dapat mengudara ternyata butuh waktu selama 10 menit. Untuk menerbangkannya pun juga tidak boleh sembarangan. Butuh lisensi terbang seperti yang dimiliki pilot.
Harga Mobil Terbang
Varian termurah PAL-V dijual dengan harga 399.000 dollar AS atau sekira Rp 5,5 miliar. Harga tersebut sudah termasuk biaya latihan terbang. Dashboard PAL-V penuh instrumen seperti kokpit pesawat (courtesy PAL-V) Bos Google, Larry Page juga tak mau ketinggalan dengan bisnis mobil terbang. Lewat perusahaan Terrafugia, mobil terbang mereka bernama Transition sudah uji coba pada 2009 dan 2012 lalu.
Setelah uji coba dianggap sukses, perusahaan yang belakangan dibeli produsen otomotif asal China, Geely, kian percaya diri untuk mulai memasarkannya tahun depan. Terrafugia Transition yang mungil dengan sayap terlipat Bermodalkan mesin hybrid, Terrafugia Transition dapat terbang sejauh 600 km dengan kecepatan jelajah mencapai 160 km/jam di ketinggian 3.000 meter.
Soal harga, mobil yang hanya memilki 2 kursi ini dibanderol 280.000 dollar AS atau sekira Rp 3,8 miliar, lebih murah dari PAL-V.Saat terbang, sayap Terrafugia Transition terentang. Seperti tak mau ketinggalan, puluhan perusahaan lain ikut berlomba mengembangkan mobil terbang, termasuk raksasa dirgantara dunia, Airbus dan Boeing.
Direncanakan, Airbus dan Boeing baru akan memasarkan mobil terbang mereka pada 2020 mendatang. Namun semua perusahaan mobil anti macet itu belum dapat memastikan, apakah produk mereka akan sukses di pasaran.
Dengan harga yang masih selangit, mengendarai mobil terbang tidaklah sepraktis mobil biasa. Selain pengendara harus punya lisensi terbang, mengoperasikannya juga butuh jalan yang lebar serta sepi untuk terbang dan mendarat.
Bayangkan bilah baling-baling horisontal mobil anti macet yang dimiliki PAL-V tak ubahnya seperti helikopter pada umumnya. Bila tidak hati-hati, baling-baling PAL-V yang berputar kencang, dapat menyambar apa pun didekatnya. Nah, bagaimana? Masih ingin inden mobil terbang?