Indonesia Kuasai Saham Freeport

Hore! Pemerintah Indonesia Kuasai Mayoritas Saham Freeport (Foto : )

www.antvklik.com- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku dirinya sudah mendapatkan laporan bahwa holding industri pertambangan Indonesia, Inalum (Indonesia Asahan Aluminium) persero, telah mencapai kesepakatan awal dengan Freeport McMoRan Inc untuk meningkatkan kepemilikan saham Pemerintah Pusat di PT. Freeport Indonesia (PTFI) dari sebelumnya 9,36 persen menjadi 51 persen. “Alhamdulillah,” ucap Jokowi, usai menghadiri Hari Koperasi Nasional ke-71 di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, Kamis (12/7/2018).

Dijelaskan Presiden, sudah 3,5 tahun terakhir ini pemerintah pusat merundingkan kepemilikan saham Indonesia di PTFI yang selama hampir 50 tahun terakhir hanya sebesar 9,36 persen. “Jangan dipikir ini mudah, sangat alot sekali dan begitu sangat intens, terutama dalam 1,5 tahun terakhir karena ini menyangkut sebuah negosiasi yang tidak mudah,” kata Jokowi. Presiden menilai keberhasilan melakukan negosiasi untuk meningkatkan porsi kepemilikan saham Indonesia di PTFI menjadi 51 persen merupakan sebuah lompatan.

Harapannya nanti, Indonesia akan mendapatkan pendapatan yang lebih besar, baik dari pajak, royalti, dividen dan retribusi sehingga nilai tambah dari komunitas tambang yang ada di sana itu betul-betul bisa dinikmati oleh semuanya. “Kepentingan nasional tetap harus dinomorsatukan, termasuk untuk masyarakat asli Papua. Teknis pembagiannya bisa ditanyakan kepada menteri terkait,” tegas Presiden.   

Penandatanganan Perjanjian Divestasi Saham PT Freeport Indonesia (PTFI) Peningkatan kepemilikan saham Pemerintah Pusat di PTFI menjadi 51 persen dari sebelumnya 9,36 persen ini, telah dituangkan dalam Pokok-pokok Perjanjian (Head of Agreement) yang ditandatangani bersama oleh holding industri pertambangan Indonesia, Inalum Persero dengan Freeport McMoRan Inc (FCX) dan Rio Tinto, di Gedung Kementerian Keuangan, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018).

Penandatanganan tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Pokok-pokok perjanjian ini selaras dengan kesepakatan pada 12 Januari 2018 antara Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika, dimana pemerintah daerah akan mendapatkan saham sebesar 10% di dalam PTFI.

Dalam perjanjian tersebut, Inalum akan mengeluarkan dana sebesar US$3,85 miliar untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto di PTFI dan 100% saham FCX di Indocopper Investama yang memiliki 9,36% saham di PTFI. Semua pihak akan menyelesaikan perjanjian jual beli ini sebelum akhir tahun 2018. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah berkomitmen untuk menjaga iklim investasi yang kondusif, untuk memberikan kepastian kepada investor yang berinvestasi di Indonesia.

“Dengan ditandatanganinya pokok-pokok perjanjian ini, kerjasama FCX dan Inalum diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan nilai tambah industri ekstraktif ke depan serta memberi nilai kemakmuran bagi masyarakat Indonesia,” kata Mulyani, di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (12/7/2018). Kementerian Keuangan melaporkan berdasarkan nota keuangan 2017 PT.

Freport Indonesia (PTFI) yang telah diaudit, tercatat pendapatan sebesar US$ 4,44 miliar atau naik dibanding tahun 2016 senilai US$ 3,29 miliar. Laba bersih meningkat menjadi US$ 1,28 miliar dari tahun sebelumnya US$ 579 juta. PTFI memiliki cadangan terbukti (proven) dan cadangan terkira (probable) untuk tembaga sebesar 38,8 miliar pound, emas sebesar 33,9 juta toz (troy ounce) dan perak sebesar 153,1 juta toz.

Sementara itu, pada tahun 2017,  Inalum persero membukukan pendapatan sebesar US$ 3,5 miliar dan laba bersih konsolidasi mencapai US$ 508 juta. Tercatat juga memiliki sumber daya dan cadangan Nikel sebesar 739 juta ton, Bauksit 613 juta ton, Timah 1,1 juta ton, Batubara 11,5 miliar ton, Emas 1,6 juta toz dan Perak sebesar 16,2 juta toz.